Investasi kesehatan sebagai prioritas Indonesia dan Afrika

Estimated read time 5 min read

Jakarta (ANTARA) – Mahatma Gandhi, politikus India yang berperan penting dalam gerakan kemerdekaan negaranya, pernah mengatakan bahwa kesehatan adalah kekayaan yang sesungguhnya dan bukan kepingan emas dan perak.

Kesehatan fisik mempunyai dampak yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Apabila suatu fungsi atau sistem organ dalam tubuh seseorang mengalami kondisi yang tidak normal, maka akan berdampak buruk pada fungsi atau sistem organ lainnya.

Misalnya. Saat seseorang mengalami demam, biasanya disertai sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan gemetar. Demam biasanya ringan dan tidak dianggap berbahaya jika suhu tubuh penderita di bawah 39 derajat Celcius dan tidak berlangsung lama.

Namun, untuk banyak penyakit, terutama yang memiliki risiko kematian tinggi, diperlukan investasi, termasuk vaksinasi. Vaksin diberikan dalam bentuk bahan kimia atau senyawa yang mengandung virus atau bakteri yang telah mati atau dilemahkan.

Vaksinasi berfungsi untuk membangun pertahanan atau sistem kekebalan tubuh. Pemberian vaksin atau imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling murah karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi penyakit, kecacatan dan kematian akibat penyakit.

Di Indonesia dikenal vaksinasi wajib yang mengacu pada program pemerintah yang memberikan berbagai jenis vaksin kepada anak secara gratis hingga dosis penuh mulai usia 0 bulan.

Terdapat 11 jenis vaksin wajib yang harus diberikan sesuai usia anak dengan jadwal yang ditentukan pemerintah. Vaksinasi wajib tersebut antara lain hepatitis B, polio, BCG, rubella dan DPT-HB-HiB.

Menekankan pentingnya pemberian vaksinasi sebagai investasi dalam mewujudkan masyarakat sehat di Indonesia serta bekal menuju Indonesia Maju 2045, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menambahkan tiga vaksinasi pada tahun 2022, yaitu vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Refleksi Pandemi COVID-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah kematian akibat pandemi COVID-19 mencapai 7.059.612 orang. Virus yang biasanya menyebar melalui droplet atau tetesan kecil dari hidung atau mulut saat orang yang terinfeksi berbicara, batuk atau bersin, telah mendorong dunia untuk mengambil kebijakan bagi orang-orang yang menjaga jarak dengan membatasi pergerakan.

Kami berupaya mencegah penyebarannya dengan mewajibkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, rutin membersihkan tangan dengan disinfektan, serta mencuci tangan pakai sabun dan mencuci dengan air.

Tes dan kontak juga dilakukan untuk mengetahui penyebaran virus, termasuk meningkatkan kapasitas perawatan intensif di rumah sakit dan berbagai media. Namun, karena penyebaran COVID-19 yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada bulan Desember 2019 berlangsung cepat dan besar, dunia berlomba-lomba mengembangkan vaksin untuk COVID-19.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, merefleksikan upaya penanggulangan COVID-19 yang menghebohkan dunia, saat menjadi pembicara pada diskusi panel Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang digelar di Badung, Bali. September lalu. 3, menekankan pentingnya kemampuan mengatasi potensi perlawanan terhadap patogen.

Menkes mengatakan patogen atau agen hayati penyebab penyakit pada inangnya tidak mengenal tempat, wilayah, atau kota dan dapat berpindah kemanapun sesuai keinginannya, seperti yang terjadi pada masa pandemi COVID-19.

Pandemi ini merupakan masalah global. Salah jika seseorang percaya bahwa dirinya bisa melindungi negaranya sendiri dari ancaman pandemi, itu salah secara ilmiah dan moral.

“Ketika pandemi terjadi, semua orang di dunia terkena dampak yang sama, tanpa memandang ras, tidak memandang negara, baik negara berkembang maupun maju. Jadi kita harus membangun dunia dan masyarakat untuk melawan semua. Dan sangat penting bahwa semua negara memiliki dampak yang sama. perlindungan yang sama,” kata Budi.

Belajar dari pandemi COVID-19, Indonesia kini memiliki program SATSEHAT yang menghubungkan sistem informasi dari seluruh ekosistem kesehatan digital di Indonesia, sehingga pasien tidak perlu membawa rekam medis saat berpindah layanan kesehatan.

Aplikasi yang telah diunduh oleh 130 juta masyarakat Indonesia ini juga menjadi salah satu investasi kesehatan yang disiapkan pemerintah Indonesia. Dengan data skrining kesehatan yang ada pada aplikasi, dokter dapat menentukan tindakan intervensi yang dibutuhkan pasien.

Sekitar 10.000 puskesmas didukung dalam mendiagnosis penyakit, termasuk menyediakan mesin PCR. Indonesia juga telah mendirikan 514 laboratorium kesehatan masyarakat dengan kemampuan pengurutan genom dan pengujian PCR.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim menegaskan, ketika pandemi datang, semua orang setara. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya akses terhadap vaksinasi, vaksinasi dan akses terhadap perlindungan kesehatan masyarakat dimanapun di dunia. Melindungi satu negara berarti melindungi seluruh dunia.

“Kami semua menyerukannya. “Terlepas dari kapasitas negara, kemampuan ekonomi untuk membeli vaksin atau tidak, merupakan tanggung jawab seluruh dunia untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat dunia terlindungi dari epidemi dan serangan,” tegasnya saat berbicara tentang IAF.

Vaksinasi Mpox

Selain skrining dengan memeriksa kesehatan yang meliputi pemeriksaan berat badan, tinggi badan, tekanan darah, dan gula darah, investasi kesehatan melalui vaksinasi juga tidak boleh dilupakan.

Meskipun pada beberapa kondisi dan penyakit tertentu vaksinasi diprioritaskan pada kelompok rentan, namun setiap orang berhak menerima vaksinasi. Hambatannya adalah akses terhadap vaksin. Bukan hanya kemampuan finansial untuk membeli vaksin, stok vaksinasi juga menjadi kendala.

Pada pertengahan Agustus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Mpox, atau cacar monyet, sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Banyak negara Afrika, khususnya Republik Demokratik Kongo (DRC).

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa-CDC), Jean Kaseya mengatakan kepada IAF bahwa pihaknya memimpin program kesehatan untuk 1,4 miliar orang di Afrika dengan berbagai penelitian dan tindakan pencegahan epidemi dan membantu menyelamatkan nyawa.

Akhir-akhir ini, dia menghabiskan 80 persen waktunya melawan Mpox yang menyebar di Afrika. Dia mengatakan CDC Afrika telah mengambil inisiatif untuk menyatakan Mpox sebagai keadaan darurat oleh WHO.

Di Afrika, katanya, uji klinis serta penelitian dan pengembangan sangat penting. CDC Afrika sendiri sedang mempersiapkan platform penyimpanan kontinental yang akan menjadi pusat layanan terintegrasi untuk semua.

Selain itu, meningkatkan kerja sama dengan Indonesia baik dengan bantuan alat seperti 30 mesin pengujian molekuler cepat (TCM) dan 12.000 reagen, serta melalui berbagi pengetahuan.

Indonesia dan Afrika sepakat untuk berinvestasi di bidang kesehatan melalui vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi Dunadi Sadikin menjanjikan CDC Afrika akan menyediakan 5.000 dosis vaksin Mpox yang rencananya akan dibelinya dari produsen vaksin tersebut karena Indonesia belum mampu memproduksinya sendiri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours