IPGI Minta Pemerintah Evaluasi Program Harga Gas Bumi Tertentu

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Persatuan Perusahaan Gas Bumi Indonesia (IPGI) meminta pemerintah mengevaluasi Program Penetapan Harga Gas Bumi (HGBT).

CEO IPGI Eddie Asmanto mengatakan program HGBT hanya menguntungkan industri hilir. Tidak menguntungkan mereka yang berada di atas, ujarnya di kawasan Otista, Jakarta Timur, Rabu, 3 Juli 2024.

Faktanya, LGBT juga membebani keuangan negara. Pada tahun 2021 dan 2022, negara mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp 29,39 triliun akibat ketentuan HGBT. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan daya saing industri belum meningkat akibat penerapan kebijakan LGBT.

Pihaknya telah mengusulkan evaluasi program HGBT kepada pemerintah yang sebenarnya melanjutkan program tersebut melalui Kementerian ESDM.

“HGBT akan diperkenalkan pada tahun 2020 dan akan selesai pada akhir Desember 2024.

Eddy menjelaskan mengapa pihaknya mendukung inisiatif pemberian LGBT ketika hal itu terjadi, karena hal itu hanyalah bentuk dukungan terhadap perkembangan industri Tanah Air, khususnya 7 sektor. Namun, hal itu tidak mungkin dilaksanakan.

Terkait pembahasan Komisi VII DPR mengenai pembentukan panitia kerja (panja) HGBT, pihaknya sudah bertemu dengan Komisi VII, namun sejauh ini belum membuahkan hasil.

Sekretaris Jenderal IPGI Andi Rahman mengatakan, program HGBT sejauh ini belum memberikan manfaat apa pun. Misalnya, harga pupuk yang tinggi, dan meskipun kedua sektor tersebut termasuk dalam manfaat HGBT, namun tarif listrik tidak mengalami penurunan.

“Meskipun harga gas murah, tarif listrik tidak pernah serendah ini. Demikian pula halnya dengan pupuk yang langka dan mahal bagi petani.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours