Israe Adesanya kecewa UFC ingin hapus Francis Ngannou dari sejarah

Estimated read time 3 min read

JAKARTA dlbrw.com – Juara kelas menengah Olympic Fighting Championship (UFC) Israel Adesanya mengaku kecewa saat UFC berusaha mencoret mantan pesepakbola Francis Ngannou dari sejarah turnamen gaya bebas dunia.

“Anda tidak bisa menghapus warisan Francis di UFC,” kata Adesanya seperti dikutip dari situs resmi pertarungan MMA pada media day UFC 305 di Jakarta.

Video promosi jelang UFC 305 menampilkan komentar Adesanya tentang tiga petarung Afrika yang akan menjuarai ajang tersebut. Saat itu, Adesanya didampingi juara kelas berat Francis Ngannu dan juara kelas berat Kamaru Usman.

Ketiga juara Afrika tersebut juga mengumumkan rencana untuk memperluas permainan di Afrika di masa depan.

Namun, iklan yang dirilis UFC mencoret nama Ngannou dari pertikaian, meski Adesanya menyebutkannya dalam konferensi persnya sebelum pertarungan.

Adesanya memahami bahwa UFC perlu bekerja, tetapi upaya untuk menyingkirkan Francis Ngannou dan kontribusinya terhadap olahraga ini tidak dapat dipahami olehnya.

“Itu adalah bagian dari apa yang kami lakukan. Itu selalu ada dalam sejarah, di dalam batu. Jadi mencoba menyembunyikan atau tidak membicarakannya adalah hal yang konyol,” kata pria asal Nigeria itu.

Adesanya mengaku paham bahwa Francis saat ini bertarung di Professional Fighters League (PFL), namun itu masih sejarah.

“Anda tidak bisa mengabaikannya. Saya yakin mereka akan memperbaikinya pada akhirnya. Begitulah cara UFC berbisnis,” katanya.

Konflik antara UFC dan Ngannou telah meningkat selama beberapa waktu setelah “The Beast” berbicara tentang beberapa masalah kontrak yang ingin dia selesaikan sebelum menandatangani kesepakatan baru untuk tetap bersama organisasi tersebut.

Permasalahan Ngannou bukan hanya soal gaji, namun kebebasan mengejar kepentingan luar seperti impiannya berlaga di tinju yang baru ia dapatkan saat keluar dari UFC sebagai free agent.

Francis kemudian menandatangani kontrak dengan PFL, namun diizinkan berkompetisi dalam pertandingan tinju bersama Tyson Fury dan Anthony Joshua, terakhir melawan Renan Ferreira pada 19 Oktober.

Adesanya memahami bahwa UFC seharusnya melihat Ngannou dan PFL sebagai rival, namun hal itu tidak meniadakan sejarah kebersamaan mereka.

“Dia adalah orang paling penting dalam apa yang kami lakukan di UFC. Saat ini, saya tahu ada persaingan antara promosi dan pertarungan UFC lainnya, tetapi Anda tidak akan pernah bisa menghapus sejarah. “Di jalanan, di internet, (Fransiskus) akan selalu dikenang,” ujarnya.

Soal hubungan pribadinya dengan mantan juara kelas berat UFC itu, Adesanya mengaku masih sering berbincang dengan Francis dan senang melihat temannya kembali bekerja di bulan Oktober.

Pertarungan tersebut juga merupakan penampilan pertama Paus Fransiskus sejak kematian putranya yang berusia 15 bulan pada bulan April. Adesanya bahkan tidak dapat memahami rasa sakit seperti itu, namun mendoakan yang terbaik bagi Ngannou saat ia memulai karir MMA-nya di arena PFL.

“Saya sangat senang dengan apa yang dia lakukan. Dia bertemu dengan apa yang tidak pernah dia inginkan. Kami berbicara. Saya menonton. Saya juga sangat menghormati Francis,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours