Isu Palestina mendominasi pembahasan pertemuan menlu East Asia Summit

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Isu Palestina dibahas pada Pertemuan Menteri Luar Negeri East Asia Summit (AES) ke-14 yang digelar di Vientiane, Laos, Sabtu.

Selain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mewakili Indonesia, banyak negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, India, Amerika, Singapura, Australia, Vietnam, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika juga turut mengangkat isu Palestina. Cina

Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia telah menekankan isu keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina dalam semua pembicaraan bilateral. Hal ini sekali lagi disampaikannya pada pertemuan AES.

“Ini bukan hanya soal Palestina, tapi juga soal keadilan dan kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya.

Retno memahami bahwa banyak negara anggota EAS melakukan berbagai upaya dalam kapasitas mereka untuk berbicara dengan Israel dan berbagai kelompok Palestina dengan satu tujuan: untuk mendesak gencatan senjata permanen dan segera di Gaza.

Banyak negara juga mendorong aliran bantuan kemanusiaan dan penciptaan lingkungan yang mendukung terciptanya perdamaian abadi di Timur Tengah.

Lebih lanjut, Retno menyampaikan pentingnya semua negara bersuara tegas bahwa satu-satunya solusi yang mungkin untuk konflik Israel-Palestina adalah solusi dua negara.

“Kita semua harus berhenti berusaha mencapai solusi satu negara. “Gagasan yang mengarah pada solusi satu negara harus ditunda,” kata Reno. katanya.

Ia menguraikan beberapa langkah penting yang diperlukan untuk mewujudkan solusi dua negara, termasuk dukungan terhadap keanggotaan penuh Palestina di Dewan Keamanan PBB dan pengakuan terhadap negara Palestina.

Retno juga menyerukan dihentikannya segala upaya yang menetapkan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNRWA) sebagai organisasi teroris.

“Penetapan UNRWA sebagai organisasi teroris sama sekali tidak bisa diterima,” tegasnya.

Menlu Indonesia meminta negara-negara anggota AES untuk bersatu dan membantu sesuai kapasitas mereka untuk mengakhiri perang di Gaza dan terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.

EAS merupakan forum regional terbuka yang muncul di kawasan Asia Timur pada tahun 2005. Pada awal berdirinya, terdapat 16 negara peserta EAS, antara lain 10 negara ASEAN, Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.

Amerika Serikat dan Federasi Rusia secara resmi menghadiri KTT EAS Keenam di Bali pada bulan November 2011 sebagai peserta EAS. Dengan demikian, jumlah negara peserta EAS bertambah menjadi 18.

EAS merupakan forum pertemuan puncak yang dipimpin oleh para pemimpin dengan ASEAN sebagai penggeraknya, bekerja sama dengan negara-negara anggota lainnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours