Ivan Gunawan sumbang keuntungan “Hijab Mandjha” untuk Palestina

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Desainer Ivan Gunawan menunjukkan dukungan kemanusiaannya terhadap Palestina dengan mendonasikan sebagian hasil penjualan hiasan kepala Hijab Manja siap pakai yang rencananya akan ia sumbangkan untuk negara.

“Saya memutuskan untuk menyumbangkan uang itu untuk ambulans dan layanan kesehatan. Ada tiga ambulans saat itu, tapi setelah penyerangan kemarin, saya tidak tahu apakah ambulans itu masih ada. Mudah-mudahan ada manfaatnya,” kata Ivan atau biasa disapa Igun, saat ditemui di Kantor Pusat Baznas, Mataraman, Jakarta, Senin.

Ivan belum mau menjelaskan seberapa besar keinginannya berdonasi untuk Palestina. Namun, dia memperkirakan wartawan akan menyumbangkan sekitar $1,5 miliar kepada Rp.

(1,5 miliar rubel, adik Igun?) kata Ivan.

Ivan tidak menyebutkan jumlah pastinya, karena ia selalu setia kepada ibunya, menitipkan amal shaleh kepada orang yang hanya mengenal tangan kanan dan hati.

“Saya sudah memberi izin kepada ibu saya sejak awal,” kata Ivan.

Hijab Manja untuk Palestina menampilkan ilustrator disabilitas Windi Setyoningsih. Sedangkan desain fesyennya dibuat secara eksklusif oleh Ivan Gunawan.

Pembelian headwear ini dapat dilakukan melalui mekanisme pra-penjualan (pre-sale/PO). Harganya 229.000. Rp.

“PO kami produksi sehingga semakin banyak diproduksi maka semakin banyak masyarakat yang membeli. Akibatnya barang tidak tertangkap,” kata Ivan.

Meski pihaknya menyatakan kini akan mengirimkan bantuan ke Palestina melalui pasar sentral, namun penjualan pecahan peluru tetap terjadi, kata Ivan.

Inspirasi Ivan untuk hiasan kepala modis ini adalah sorban ‘Keffiyeh’ berwarna hitam.

“Saya minta carikan sorban lalu Windy memotretnya. Lalu saya minta mencarikan bunga yang warnanya mirip dengan warna bendera Palestina. Semua yang ada di sana adalah hantu,” kata Ivan.

Ivan menyatakan, desain tutup kepala tidak mengikuti tren fesyen lainnya. Pasalnya, hal itu dirasakannya setelah mendengar kabar duka mengenai kondisi para penyintas perang di Rafah.

“Selama 20 tahun bekerja, saya selalu memakai kacamata kuda dan tidak melihat apa pun. Nantinya pasar akan tertarik dan kami juga bisa membantu mencuci luka Palestina,” kata Ivan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours