Jadi Korban Serangan Siber PDN, Muhammadiyah: Bukan Insiden Biasa

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pusat Data Nasional (PDN) mengalami serangan siber yang menyebabkan serangkaian gangguan layanan dan mengakibatkan informasi kementerian/organisasi dan pemerintah daerah di PDN diblokir dan ditangkap oleh peretas. Wakil Ketua Dewan Perpustakaan dan Informasi (MPI), Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ismail Fahmi mengungkapkan, Muhammadiyah juga menjadi korban permasalahan ini.

Ismail mengatakan, Muhammadiyah memiliki ribuan lembaga pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga menengah, serta ribuan guru dan profesor yang memiliki informasi tentang PDN. Pak Ismail dalam keterangannya yang dikutip Sabtu (29 Juni 2024) mengatakan, “serangan terhadap Pusat Data Nasional bukan sekadar kejadian biasa, melainkan berujung pada runtuhnya sistem digital atau siber Indonesia.”

Menurut Pak Ismail, pemerintah saat ini tidak memiliki informasi cadangan dari banyak kementerian/lembaga yang ada sanderanya dan sedang berupaya untuk memulihkannya. Ismail menilai ada kesalahan atau kekurangan dalam perencanaan pemerintah saat membentuk PDN.

“Setiap orang diminta datanya di PDN, tapi pemerintah tidak punya cadangannya. Mengapa mereka tidak memikirkan sistem cadangan dan manajemen risiko dalam perencanaannya,” kata Ismail.

Pak Muhammadiyah menyampaikan, Pak Ismail berharap pemerintah dapat mempertanggungjawabkan masalah ini dan melakukan pemulihan dengan cepat. “Untuk mengatasi permasalahan PDN, pemerintah harus berkomunikasi secara langsung dan terbuka dengan masyarakat. “Dan kami berharap pemerintah segera melakukan restrukturisasi sistem siber yang komprehensif secara transparan dengan tenaga ahli dari berbagai sektor,” tutupnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours