Jadi PM Baru Inggris, Keir Starmer Siap Gunakan Senjata Nuklir terhadap Musuh

Estimated read time 2 min read

LONDON – Keir Starr menjadi Perdana Menteri (PM) baru Inggris setelah partai Buruh yang dipimpinnya memenangkan pemilu. Ketika dia menjadi pemimpin baru, Starr mengatakan dia siap menggunakan senjata nuklir untuk melawan musuh-musuh Barat.

Kesediaan menggunakan senjata nuklir ini berarti ia akan melanjutkan kebijakan penguasa sebelumnya, Partai Konservatif.

Dalam pandangannya, prinsip implisit Inggris mengenai serangan nuklir “penggunaan pertama” yang agresif terhadap musuh-musuhnya adalah efektif.

“Ketika ditanya pertanyaan tersebut pada rapat umum kampanye di pinggiran Bury pada tanggal 3 Juni, Starr mengatakan: ‘Tentu saja saya siap menggunakan senjata nuklir’,” tulis jurnalis Richard Norton-Taylor, menggemakan komentar Starrer, di situs web Inggris Declassified . . , terbit pada Minggu (7/7/2024).

“Dikelilingi oleh kandidat-kandidat veteran dari angkatan bersenjata, pemimpin Partai Buruh menegaskan: ‘Ini adalah bagian penting dari pertahanan kita. Dan tentu saja, itu berarti kita harus siap untuk menggunakannya’.

Namun, doktrin militer Inggris, yang mengutip perlindungan NATO, jelas mengizinkan negara tersebut melancarkan perang nuklir.

“Inggris tidak mempunyai kebijakan ‘tidak boleh digunakan untuk pertama kali’,” catatan Perpustakaan House of Commons milik pemerintah, yang berarti Inggris mengizinkan senjata nuklir digunakan untuk melawan musuh yang tidak menimbulkan ancaman nuklir.

“Tinjauan Terpadu tahun 2021 menyatakan bahwa komitmen [pelucutan senjata nuklir] tahun 2010 tidak dapat lagi dipenuhi karena situasi keamanan saat ini,” lanjut dokumen tersebut, tanpa menjelaskan keadaan yang dijadikan alasan untuk mengumumkan perluasan cadangan nuklir sebesar 40%.

Oleh karena itu, diumumkan bahwa batas persediaan nuklir kini akan ditingkatkan dan informasi mengenai persediaan operasional, penempatan rudal dan hulu ledak tidak lagi tersedia.

“Retorika [Starmer] memperkuat pesan intinya: Partai Buruh telah ‘berubah’,” tulis Norton-Taylor, menjelaskan upaya pemimpin baru partai tersebut untuk menjauhkan diri dari mantan pemimpin Jeremy Corbyn.

Kritik Corbyn terhadap militerisme Barat, pendudukan Israel di Palestina, dan dukungan Inggris terhadap perang Amerika Serikat di Irak telah membuat marah kelas penguasa Inggris.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours