Jagung Parut Obat Ampuh untuk Cacar, Mitos atau Fakta?

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Masyarakat kerap bertukar informasi tentang pengobatan tradisional. Salah satu yang masih dipercaya hingga saat ini adalah pemanfaatan parutan jagung untuk mengobati penyakit cacar. Perlu diketahui bahwa tidak semua obat tradisional memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Fitria Agustina SPDVE, FINSDV, FAADV, dokter spesialis kulit dan kelamin, mengatakan belum ada bukti ilmiah biji jagung bisa menyembuhkan penyakit cacar. Menurutnya, jagung giling dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka atau kulit rusak.

“Rumput jagung dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang terkena penyakit cacar sehingga memperburuk kondisi kulit dan memperlambat penyembuhan,” tulis Fitria dalam wawancara online, Kamis (22/8/2024).

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan, jagung cincang tidak steril dan meningkatkan penyakit kulit akibat cacar. Untuk menyembuhkan sakit gigi, Fitria menyarankan untuk menggunakan pengobatan yang diresepkan dokter seperti salep atau pelembap.

“Menjaga kebersihan kulit dianjurkan untuk pengobatan penyakit cacar dan penggunaan “pelembab” atau salep yang dianjurkan dokter,” ujarnya.

Fitria juga menjelaskan apa yang harus dilakukan jika memiliki penyakit kulit, kulit harus kering dan bersih, dicuci dengan sabun lembut dan air bersih. Gunakan pelembab ringan yang membantu kulit mempertahankan kelembapan dan mencegah kulit menjadi kering dan iritasi. Jika infeksinya bersifat sekunder, dokter akan meresepkan antibiotik topikal atau oral untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkannya.

“Hindari menggaruk karena dapat menyebarkan penyakit dan merusak kulit,” ujarnya.

Menggaruk atau menggosok luka dengan Fitria dapat memperparah luka dan meninggalkan bekas. Ia juga mewanti-wanti penggunaan bahan-bahan alami yang belum terbukti secara ilmiah, seperti jagung cincang atau bahan lain yang tidak dianjurkan dokter. Hindari juga paparan sinar matahari berlebihan selama proses penyembuhan luka yang terinfeksi karena dapat memperparah peradangan dan meningkatkan risiko timbulnya jaringan parut atau hiperpigmentasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours