Jakarta Fair dari masa ke masa, dari Pasar Gambir hingga Kemayoran

Estimated read time 5 min read

Jakarta (Antara) – Pameran Jakarta Fair Kemayoran kembali digelar untuk ke-55 kalinya pada tahun ini. Perhelatan tahunan yang diselenggarakan selama tiga generasi sejak tahun 1968 ini berhasil bertransformasi dari pesta rakyat menjadi pameran terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

Jakarta Fair (DF) atau yang dulu dikenal dengan DF merupakan acara yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh masyarakat Betawi dan ekspatriat di Ibu Kota Jakarta.

Saat itu, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadekin membuka Jakarta Fair yang memadukan ide Bazar Gambir dengan pameran produk industri.

Pasar Gambir sendiri sudah ada sejak tahun 1906, saat itu berbagai produk dipamerkan untuk menyambut hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, yakni pada pertengahan Agustus hingga pertengahan September. Pasar Gambhir selalu dibuka dan ditutup dengan pertunjukan kembang api.

Seiring berjalannya waktu, Pasar Gambir mengalami kemunduran hingga akhirnya Bang Ali mempunyai ide untuk kembali menghadirkan acara tahunan yang lebih besar, namun kali ini dalam rangka merayakan hari jadi kota Jakarta yaitu Jakarta Fair.

Pekan Raya Jakarta selalu diadakan pada bulan Juni hingga Juli karena merupakan kado bagi masyarakat yang merayakan hari jadi kota Jakarta yang jatuh pada tanggal 22 Juni.

Saat pertama kali diselenggarakan, Pekan Raya Jakarta berlangsung selama 46 hari mulai tanggal 5 Juni hingga 20 Juli 1968 di Kawasan Monumen Nasional.

Presiden Soeharto meresmikan Pameran Jakarta dengan melepas seekor merpati. Meski baru pertama kali dilakukan, DF dinilai sukses karena mampu menampung 14 lakh orang.

Hani (62), warga Desa Kabin Seria, mengaku mendatangi DF karena lokasinya masih di kawasan Monas, dekat Taman Riya. Saat itu, Taman Raya juga menikmati kehidupan malam Jakarta karena terdapat wahana seperti Joy Ride, Ferris Wheel, Roller Coaster, dan Devil’s Barrel dari lapangan.

Honey yang saat itu duduk di bangku sekolah dasar (SD) berbagi kenangan DF bersama ibu dan adik perempuannya. Gemerlapnya lampu dan aneka warung makan di malam hari memang sudah lama menjadi daya tarik DF.

Selain toko makanan dan minuman serta produk rumah tangga, juga terdapat pameran di beberapa kedutaan besar sahabat yang menampilkan seni budaya, makanan khas, dan cinderamata.

Heaney berkata: “Yang saya ingat adalah ada kedutaan besar dari negara-negara seperti Jepang, Rusia dan Pakistan.

Judy Kim dan Toko Donat Gaya Amerika

Di antara berbagai toko yang berlomba-lomba menawarkan produknya, Haney menyebut salah satu kawasan yang tak pernah sepi pengunjung dari anak-anak hingga orang dewasa, yakni Kim Gambling Games.

Permainan yang dulu dikenal dengan nama perjudian ini kini mungkin sudah punah. Namun bagi Haney, rasanya seperti baru kemarin melihat betapa antusiasnya para pemain Judy Kim terhadap lagu-lagu Manning.

Dalam buku Geoffrey Alkhtiri tahun 2010 “Gambier Market, Chinese Comedy and Shanghai Ice”, permainan judi Kim adalah Menang Gambling karena setiap permainan diiringi oleh band yang memainkan lagu-lagu pop Menang.

Untuk memenangkan permainan, setiap pemain harus mencocokkan serangkaian angka pada kertas kecil yang dibagikan. Rangkaian angka diucapkan oleh penyanyi dengan bahasa kode yang lucu, misalnya angka 33 adalah tiga menikah, atau angka 51 adalah lima dengan tongkat.

Jika ada yang berhasil melewati batas, ia harus segera mengangkat tangan dan musik akan segera berhenti.

“Judy Kim sangat menarik karena kita sedang menikmati lagu-lagu pop Manning Rinak Bana yang dibawakan oleh penyanyi tersebut. Saat itu, kursi Judy Kim dijejerkan sehingga telinga mereka menjadi tuli saat dia bernyanyi.” Buku

Selain wahana dan toko Judy Kim, ada toko donat ala Amerika yang tak pernah absen hingga pekan raya Jakarta kali ini. Nama tokonya adalah American Donuts.

Sebelum perusahaan besar kue donat Amerika memulai bisnisnya di Indonesia, kue cincin donat Amerika ini sudah tersedia di Jakarta Fair.

Meski donat ini mengandung kata Amerika, namun kue ini diproduksi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal dan disajikan dengan berbagai topping seperti kacang, taburan, keju, dan gula halus.

Berbeda dengan Kim Gamber yang tumbang karena legalisasi, American Donut Shop menjadi salah satu toko yang masih banyak dicari pelanggan karena hanya hadir saat Jakarta Fair.

Pekan Raya Jakarta yang sebelumnya berlokasi di kawasan Monas terpaksa dipindahkan ke Kemayoran pada tahun 1992 karena tidak mampu lagi menampung pengunjung yang banyak, serta semakin banyaknya peserta yang ingin hadir ke pasar. Saat itu dikenal sebagai pameran terbesar di Asia Tenggara.

Kini mobil listrik mulai bermunculan

Jika pada tahun 70-an berbagai perusahaan televisi biasa memamerkan mereknya di Jakarta Fair, kini mobil listrik menjadi incaran pengunjung di Jakarta Fair.

Hal ini nampaknya sejalan dengan tema Jakarta Fair 2024 yaitu “Jakarta Fair mendukung pembangunan perekonomian nasional untuk bersaing di pasar global”. Subtema acara yang dilaksanakan pada 12 Juni hingga 14 Juli 2024 ini adalah “Mendorong Inovasi, Industrialisasi, Memaksimalkan Kreativitas”.

Ralf Schneumann, Direktur Pemasaran JI Expo Kemayoran, mengatakan tahun ini seluruh Hall A gedung JI Expo fokus pada perusahaan otomotif yang didominasi kendaraan listrik.

Ralph mengatakan, sedikitnya 40 perusahaan kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil, ikut serta dalam pameran tersebut. Bahkan, banyak perusahaan mobil listrik yang mengantri untuk bisa mempromosikan produknya.

Pasalnya, industri otomotif berkembang pesat di tengah upaya pemerintah untuk meningkatkan penggunaan kendaraan listrik secara besar-besaran untuk mengurangi emisi karbon, khususnya di Jakarta.

Perusahaan otomotif juga menilai Jakarta Expo bukan lagi sebuah pameran yang diperuntukkan bagi konsumen mobil senilai Rp 200 juta, melainkan kesempatan bagi berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap kendaraan listrik.

Seiring berjalannya waktu, pasar rakyat yang dulunya diasosiasikan dengan Pekan Raya Jakarta untuk menyambut hari lahir Jakarta, kini menjadi acara tahunan terbesar di ibu kota yang mampu menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Jakarta Expo juga terus mendukung perkembangan perekonomian Jakarta. Sementara itu, Jakarta masih menjadi penyumbang terbesar perekonomian Indonesia.

Meski tak lagi menjadi ibu kota, Pekan Raya Jakarta menjadi bagian tak terpisahkan dari HUT Kota Jakarta yang diperingati setiap tanggal 22 Juni.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours