Jalur Zubaida: Lintasan bersejarah bagi peziarah

Estimated read time 2 min read

Rafha, Arab Saudi (ANTARA) – Semenanjung Arab memiliki kekayaan sejarah, dan Jalur Zubayd adalah benang indah yang terjalin dalam sejarah wilayah tersebut.

Populer selama bertahun-tahun, jalur wisata kuno ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur ziarah keagamaan tetapi juga sebagai jalur penting untuk perdagangan dan pertukaran budaya.

Jalur Zubaida yang terkenal kualitasnya merupakan jalur terpendek antara Kufah dan Makkah.

Rute yang direncanakan dengan cermat dilengkapi dengan pemberhentian dan tempat istirahat yang terorganisir, menawarkan tempat bagi para pelancong yang lelah untuk beristirahat dari panasnya matahari gurun.

Di tengah lanskap berpasir, jalan setapak dilapisi batu, yang menandakan rekayasa jalan yang cermat.

Jalan Zubaydah memiliki situs dan bangunan bersejarah kuno seperti sumur, kolam, air, istana, dan masjid.

Tempat-tempat ini adalah bukti masa lalu, setiap bangunan memiliki cerita tersendiri pada masanya.

Orang-orang yang melintasi Zubayd Pass tidak sendirian. Pelancong dan penjelajah seperti Lady Anne Blunt dalam bukunya Ziarah ke Nejd mencatat pentingnya jalan raya.

Pemandu wisata Khalaf Al-Gofaili bercerita tentang rambu berupa batu dan lampu yang digunakan sebagai sistem navigasi.

Struktur yang dirancang dengan baik ini, sebagian berbentuk persegi dan sebagian lagi melingkar, dengan panjang sekitar 24 kilometer, memandu wisatawan dalam perjalanan mereka.

Peneliti dan sejarawan Abdulrahman Al-Tuwaijri menekankan rambu-rambu khusus di jalan.

Lampu, batu, dan rambu tidak hanya menandai jalan, tetapi juga memudahkan navigasi siang dan malam.

Titik pertemuan di persimpangan mencegah orang tersesat, namun penempatannya di perbukitan dan pada ketinggian yang tepat menjamin pandangan yang jelas.

Sumber: SPA-OANA

Menghadapi ancaman haji ilegal, Arab Saudi meningkatkan keamanan

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours