Jangan Sampai Anak Jadi Korban, Ayah-Ibu Perlu ke Psikolog Ketika Alami Gangguan Mental

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ayah dan ibu yang memiliki gangguan jiwa harus menghubungi psikiater atau dokter spesialis yang disediakan pemerintah dan lembaga masyarakat. Hal ini penting untuk mencegah kekerasan terhadap anak.

“Sangat disarankan bagi orang tua yang merasa sedang mengubah perilakunya, terutama dalam menghadapi pasangan atau anak, mudah marah atau sering ingin menyakiti, perasaan tertekan, sangat lelah secara emosional, bicarakan dengan psikolog,” termasuk. layanan Puspaga (Pusat Kajian Keluarga),” kata Deputi Direktur Khusus Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Nahar, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (17/4/2024).

Nahar mengatakan, orang tua juga bisa melibatkan keluarga inti, jika melihat ada kendala dalam proses membesarkan anak. Dengan begitu, ayah dan ibu akan mendapat dukungan di lingkungan terdekatnya.

Nahar mengingatkan, gangguan jiwa bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan bisa menimpa siapa saja, termasuk orang tua. Hal ini juga mendorong perusahaan atau tempat kerja untuk menyediakan tenaga profesional kesehatan mental.

Nahar juga melihat pentingnya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di masyarakat. Ia juga mengingatkan pentingnya mengurangi stigma orang tua yang melakukan kekerasan terhadap anak.

“Pelaku kekerasan dapat ditangani dengan masalah psikis serta penanganan fisik dan psikis agar tidak mengulangi perbuatannya,” ujarnya.

Selain itu, Nahar memandang perlunya penanaman nilai-nilai agama kepada orang tua. Oleh karena itu, upaya juga penting untuk mengetahui kesiapan orang tua, calon orang tua, dan pasangannya agar siap memberikan pengasuhan terbaik bagi anaknya.

Sebelumnya, seorang ayah bernama Rendra Adi Prasetyo (29 tahun) pernah menganiaya anak semata wayangnya berinisial M (3). Almarhum kemudian meninggal dunia di Tulungagung, Jawa Timur, pada Minggu sore (12/5/2024).

Pembunuhan itu dilakukan setelah tersangka kembali dari Taiwan. Tersangka dikabarkan mengalami depresi saat bekerja sebagai mafikizolo sehingga tega membunuh anaknya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours