Jatijejer Siap Jadi Desa Atsiri Pertama di Jawa Timur

Estimated read time 3 min read

Surabaya – Tim Universitas Surabaya (Ubaya) dan Universitas Vijaya Kusuma Surabaya (UWKS) mencanangkan Rencana Revitalisasi Desa Tahun 2024 Didukung Pengabdian Masyarakat.

Program ini dibiayai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), dalam rangka pengembangan desa Atsiri wilayah Travas, Mojokerto.

Tim tersebut terdiri dari Mariska Evalina Gondoxumo dan Azmina (Fakultas Farmasi Ubaya), Bobby Ardyansyamiraja (Fakultas Bisnis dan Ekonomi Ubaya), Devi Retna Suryansingh (Fakultas Pertanian UWKS), Stephanie Halim, Angelina Dominika Yap. Xaviera Sentosa, Aurel Vanessa.

Desa Jatjejjar merupakan salah satu desa di wilayah Travas. Kota ini terdiri dari 3 desa yaitu desa Jetjejer, desa Tangkep dan desa Urung-urung.

Kota ini terletak di kaki Gunung Penanggungan dan di kaki Gunung Velirang, pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Kesuburan tanah sangat baik sehingga harus dioptimalkan untuk keperluan pertanian.

Tanaman yang paling banyak dibudidayakan petani di Jatijejer adalah serai (Cymbopogon citratus/DC) Stapf) dan serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).

Pohon lemon adalah tanaman penghasil minyak utama. Dengan memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan produksi dan sektor perekonomian, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan warga.

Program ini merupakan bagian dari visi dan misi Fakultas Farmasi Ubaya, untuk mentransformasikan pendidikan ilmu kefarmasian dan praktik kefarmasian serta menjadi yang terdepan dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, kata Mariska Evalina Gondoxumo, Kepala Pelayanan. komunitas

“Tim kami memberikan pelatihan dan dukungan kepada masyarakat Desa Jatjejjar mengenai teknik budidaya tanaman, proses diferensiasi produksi produk dan pemasaran,” ujarnya.

Selain itu, pada Rabu (7/10/2024), tim pelaksana mengikuti kegiatan lapangan di Ruma Atsiri dan UPF Pusat Pelayanan Kesehatan Tradisional Tawangmangu Indonesia bersama kepala desa dan perangkat desa, kelompok tani, PKK dan Bumdes. Orang Jatijejer. .

“Kami mengikuti tur taman dan museum di Rumah Atsir, Indonesia. Selama tur taman, kami mendapat pengalaman berjalan-jalan di taman dengan lebih dari 100 tanaman penting, kami melihat rumah kaca dan area pengolahan minyak utama. Sekaligus kita belajar tentang sejarah penemuan dan pemanfaatan minyak bumi utama dunia, serta sejarah tanaman serai wangi yang didirikan pada tahun 1963 dan merupakan cikal bakal Rumah Atsiri di Indonesia.

Balai Penelitian dan Pengembangan Obat dan Pengobatan Tradisional UPF Tawangmangu (B2P2TOOT) merupakan bagian dari RSUP Ph.D. Sardigito mengambil peran baru dengan brand hortus Medicus sebagai fasilitas kesehatan dengan keunggulan di bidang tanaman obat dan pengobatan tradisional.

Pelayanan Kesehatan Tradisional UPF Tawangmangu mempunyai 2 lokasi di Kecamatan Kalisoro dan Tlogodlingo. Di Calisoro kami mengunjungi Kebun Raya Calisoro dan Pameran Obat-obatan, Taman Pembibitan, Fasilitas Pasca Panen dan Klinik Medis Hortus.

Kemudian di Tlogodlingo, di kaki Gunung Lau, 1.800 meter di atas permukaan laut, rombongan mengunjungi taman aromatik Tlogodlingo, pabrik produksi minyak khusus dan penyulingannya yang menghasilkan minyak atsiri berkualitas sesuai spesifikasi.

Azmina, salah satu anggota kelompok pengabdian masyarakat, mengatakan kerja lapangan ini akan memberikan gambaran tentang apa yang ingin mereka capai, dan mereka berharap masyarakat Jatjejjar, khususnya anggota komunitas petani, dapat memperluas pemahaman mereka tentang PKK. Bumdes, desa Jatijejr menjadi kota penting.

Ahmed Mujiono, Kepala Desa Jetjejer, menambahkan bahwa studi lapangan ini sangat mengesankan dan bermanfaat. Dikatakannya, “diharapkan seluruh pengalaman yang diperoleh dalam pelayanan kesehatan tradisional Ruma Atsiri dan UPF Tawangmangu di Indonesia dapat diterapkan di Desa Jatjejer. Desa Jatijejar siap menjadi pemimpin desa-desa penting di Jawa Timur.”

Kegiatan-kegiatan utama pembangunan pedesaan akan dilaksanakan secara bertahap. Dimulai dari tim pengabdian, mereka memberikan pelatihan dan dukungan dalam budidaya tanaman atsiri, kemudian pelatihan dan dukungan dalam produksi minyak atsiri skala kecil dan besar hingga produk siap didistribusikan.

Tahap selanjutnya adalah pengembangan pabrik produksi minyak besar dan produksi berbagai produk dari komponen utama minyak. Tahap terakhir adalah pembangunan rumah-rumah penting di desa Jatjejjar.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours