Jauhi Rentenir, Selamatkan Diri dari Pinjaman ‘Berbahaya’ Bank Emok

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, Jakarta – Pakar rumah tangga IPB mengingatkan agar setiap rumah tangga lebih berhati-hati dalam memprioritaskan kebutuhannya dan tidak mudah meminjam uang kepada rentenir. Hal ini dikeluarkan karena banyaknya masyarakat yang terjebak oleh bank imok atau rentenir.

Bagi warga Jawa Barat, kata “imok” mungkin sudah tidak asing lagi karena merupakan posisi duduk bagi perempuan. Bank Emok, salah satu penyedia jasa pinjaman di Jawa Barat, memberikan layanan “emok” kepada nasabah yang duduk berkelompok secara melingkar. Banyak konsumen yang terbebani dengan pinjaman ganda karena tingginya suku bunga pinjaman.

Profesor Euys Sunarati, Guru Besar Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University, mengatakan setiap rumah tangga perlu memahami kemampuan finansialnya dan bijak dalam meminjam uang.

“ Kenali dulu kebutuhan prioritasnya. Jika terpaksa meminjam, Anda harus memahami kemampuan Anda dalam mencicil pinjaman tersebut. Jangan biarkan pinjaman tersebut diamortisasi melebihi kemampuan Anda untuk membayarnya, yakni menyisihkan pendapatan yang cukup untuk melunasi pinjaman tersebut. 24/6/2024 Dalam keterangan tertulis yang dikutip ), pakar rumah tangga IPB Profesor Uis Sunarati mengatakan: “Jangan biarkan tagihan cicilan menumpuk, utangnya akan permanen. “

Profesor Uys menjelaskan alasan penggunaan layanan Imoc Bank karena tekanan keuangan keluarga. Hal ini terlihat dari rendahnya pendapatan dibandingkan kebutuhan dasar dan kurangnya tabungan.

Di sisi lain, dukungan sosial dari keluarga besar dan tetangga juga sangat terbatas. Situasi tersebut memaksa masyarakat untuk meminjam uang di Bank Imoko

Sederhananya, Bank Imok seringkali menjadi jalan pintas dana darurat yang bisa dicairkan dengan cepat tanpa ada yang mengetahui besarnya bunga pinjaman. Bahkan, sebagian keluarga memandang Bank Imok sebagai penyelamat keluarga, ujarnya.

Dalam penelitiannya, Profesor Yos menemukan kemungkinan untuk membantu keluarga yang terlilit hutang di Bank Imok melalui berbagai lembaga yang diberi kewenangan untuk mengelola keuangan masyarakat. Namun implementasi yang optimal sulit dilakukan karena terbatasnya sumber pendanaan.

“Potensi untuk membantu keluarga berpendapatan rendah memang ada, namun masih sulit diwujudkan karena terbatasnya sumber dana yang digunakan, seperti donasi, handout dan dana lainnya. Tidak mungkin menjangkau semua orang,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours