Jakarta (ANTARA) – Harga bahan pokok di berbagai pasar di wilayah Jakarta Barat, berdasarkan pantauan petugas Suku Dinas Keamanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP), tidak menunjukkan fluktuasi yang relatif stabil. apalagi menjelang Idul Fitri sudah -Adha.
“Iya, tidak ada fluktuasi harga pangan,” kata Novy C. Palit, Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Barat, saat dihubungi di Jakarta, Senin. Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan harga yang dilakukan di delapan pasar pada Mei hingga awal Juni 2024, harga komoditas relatif stabil.
Dijelaskannya, sejak Mei hingga awal Juni 2024, pihaknya mengawasi delapan pasar, yakni Pasar Kulit Pecah, Tamansari, Pasar Kalideres, Pasar Lokbin, Kembangan, Pasar Slipi, Palmerah, Pasar Tomang Barat, Grogol Petamburan, Pasar Jembatan Dua, Tambora, Pengumben Pasar Pos Kebon Jeruk dan Pasar Ganefo Cengkareng.
Harga rata-rata beras premium Rp 16.500 per kilo, beras medium Rp 14.100, gula pasir Rp 19.000, minyak goreng curah Rp 16.600, minyak goreng kemasan Rp 18.600, tepung terigu Rp 12.100, RPI 50, 50 RPI 45,00, kata Novy .
Kemudian dilanjutkan bawang merah Rp 52.500, bawang putih Rp 48.500, daging sapi Rp 141.300, ayam ras Rp 38.000, dan telur ayam ras Rp 29.400.
Sedangkan volume penjualan beras premium sebanyak 920 kilogram dengan stok 5.250 kilogram, sedangkan beras medium sebanyak 1.180 kilogram dengan stok 4.800 kilogram. Kemudian diluncurkan gula pasir sebanyak 415 kilogram dengan stok 770 kilogram.
Selain itu, oli dijual dalam bentuk curah sebanyak 375 liter dengan stok 515 liter, kemudian oli dikemas 270 liter dengan stok 550 liter. Selanjutnya tepung terigu sebanyak 275 kilogram dijual dengan stok 472 kilogram.
Selain itu, cabai merah dijual 61 kilogram dengan stok 112 kilogram, cabai rawit merah 60 kilogram dengan stok 105 kilogram, lalu bawang merah terjual 69 kilogram dengan stok 115 kilogram.
Selanjutnya bawang putih sebanyak 134 kilogram terjual dengan stok 187 kilogram. Kemudian daging sapi dijual 323 kilogram dengan stok 445 kilogram, kemudian daging ayam murni dijual 665 kilogram dengan stok 695 kilogram, dan terakhir telur ayam murni dijual 1.100 kilogram dengan stok 1.800 kilogram.
“Kami rangkum dan sampaikan ke dinas dan walikota,” kata Novy.
Prosedur intervensi
Saat ditanya bagaimana mekanisme penerapan kebijakan kekuatan pasar jika harga bahan pokok tertentu tidak stabil, ia mengatakan hal tersebut memerlukan intervensi pemerintah, dalam hal ini Pemprov DKI Jakarta. Jadi, kata dia, hal itu dilakukan berdasarkan kondisi harga pangan di pasar lokal.
Hasil pemantauan harga pangan di wilayah tersebut akan dikomunikasikan kepada departemen dan akan dilakukan kebijakan atau intervensi tertentu.
“Kami rutin memeriksa setiap kecamatan dan semuanya dilaporkan,” ujarnya.
Laporan yang diserahkan ke departemen akan dianalisis, katanya, dan kemudian departemen akan mengambil intervensi yang tepat, baik itu operasi pasar atau sekadar bazar makanan murah dan sejenisnya.
+ There are no comments
Add yours