Jelang Puncak Musim Kemarau, Wilayah di Jabar Ini Terancam Kekeringan

Estimated read time 2 min read

BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mewaspadai ancaman kekeringan di banyak wilayah menjelang puncak musim kemarau.

Pemerintah Daerah Provinsi Kabupaten/Kota (PEMDA) diminta melakukan kajian kekeringan pada akhir Juli hingga Agustus 2024.

Pj Gubernur Jabar Bay Machmudin pada 18/7/2024 mengatakan, “Pertama, kita fokus di sawah Indramayu, Karawang, Bogor, dan Bandung.”

Ia mengatakan, sebaiknya pemerintah daerah melakukan pengurangan dengan melakukan pemompaan teluk. Pemda Jabar sendiri kemudian menyiapkannya untuk membantu warga terdampak.

“Kami ingin memompanya dan memiliki kontrol yang baik terhadap distribusinya. Kami sangat mengandalkan pompa itu,” ujarnya.

Sementara itu, Hadi Rahmat, Humas Muda BPBD Jawa Barat, mengatakan pihaknya telah memetakan wilayah rawan kekeringan, termasuk beberapa kabupaten dan kota yang kekurangan air minum.

“Kami telah bekerja sama dengan BPBD kabupaten/kota untuk mengidentifikasi skenario regional untuk mitigasi bencana pada puncak musim kemarau tahun 2024,” kata Hadi (16/7/2024).

Daerah rawan kekeringan banyak terdapat di wilayah utara dan selatan Jawa Barat. Berdasarkan data tahun lalu, jelas Hadi, wilayah Panthura merupakan wilayah yang paling rawan kekeringan.

Kekeringan terjadi di wilayah Bogor. Meski dikenal sebagai kota hujan, banyak daerah yang mengalami kekeringan bukan karena hujan melainkan karena kekurangan sumber air. Selain itu, terjadi kekeringan di Siam, Tasikmalaya, dan Pangandaran. Tahun lalu,” jelasnya.

Namun kondisi saat ini, kata Hadi, pernah terjadi kekeringan di wilayah Caravanserai. Sementara kasus serupa belum dilaporkan di wilayah lain di Jawa Barat.

Seiring dengan kekeringan, kebakaran hutan dan hutan juga harus dibasmi sesegera mungkin. Menurutnya, banyak tempat yang bisa terjadinya bencana alam tersebut. Beberapa di antaranya adalah Majalengka dan Kuningan.

Oleh karena itu, kekeringan tahun ini tidak sehebat tahun lalu karena tahun lalu ada fenomena El Niño, tapi tahun ini tidak ada. Sebenarnya ada kemungkinan terjadi La Nina, tapi peluangnya lemah. Oleh karena itu, peluang terjadinya hujan pada kategori hujan lebih kecil,” ujarnya.

Hadi mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap tenang menjelang musim kemarau. Kekeringan pada tahun-tahun sebelumnya tidak akan berlangsung lama pada tahun ini.

“Peluang kekeringan masih ada sehingga masyarakat tetap bisa menghemat air. Termasuk pembukaan lahan agar masyarakat berhati-hati dalam meratakan lahan untuk penghidupan, menghubungi pemerintah daerah dan cepat menyelesaikan permasalahan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours