Jenama Nona Rara rangkul puluhan perajin batik

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Merek lokal Nona Rara berhasil memberikan dampak signifikan terhadap pelestarian batik, sekaligus memberdayakan banyak perajin lokal.

Resmi didirikan pada tahun 2011 oleh Pipiet Noorastuti dan Atiek Octrina, dua bersaudara asal Solo yang memiliki keinginan sederhana untuk menciptakan batik dengan nuansa lebih modern dan penuh warna.

Jadi ketika mereka kuliah, pindah ke Jakarta, bekerja, mereka ingin membatik, tapi mereka merasa warnanya sama, coklat atau gelap. Jadi mereka berpikir, saya ingin membuat yang lain, tapi tetap saja batik. Masih membatik “Akhirnya mereka berpikir, kenapa kita tidak mencoba, tetangga kita di Solo, kita lihat kainnya apa, lalu kita buat bajunya,” kata Brand Manager Batik Nona Rara Yunita Stefani dalam konferensi pers di Hari Batik Nasional. diadakan di Tokopedia di Jakarta pada hari Rabu.

Yunita menjelaskan, karena sama-sama merupakan keluarga perajin batik, mereka ingin memperkenalkan batik yang tidak hanya klasik, tapi juga segar dan dinamis.

Dalam 13 tahun perjalanannya, Bu Rara telah berkolaborasi dengan lebih dari 30 perajin yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Kesuksesan Nona Rara tidak hanya terlihat dari koleksi batiknya yang berkualitas, namun juga dalam pemberdayaan perajin lokal yang terus berkembang bersama mereka.

Beberapa perajin juga telah berkolaborasi dengan Nona Rara sejak satu dekade lalu, dan kini memiliki workshop sendiri, hal ini mencerminkan semakin meningkatnya tingkat kolaborasi dan diskusi antara perajin dan Nona Rara.

Menurut Yunita, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah menghubungkan perajin dengan pelanggan, serta edukasi proses panjang membatik.

“Kami ingin para pengguna batik juga paham bahwa batik punya nilai tambah, tidak instan. Ada pemikiran dalam setiap prosesnya,” ujarnya.

Selain itu, Bu Rara juga membawa prinsip-prinsip fesyen berkelanjutan dalam menjalankan bisnisnya.

Kain batik yang dihasilkan dengan proses manual oleh para perajin diapresiasi karena perawatannya yang baik, mulai dari pencucian hingga penggunaan sehari-hari. Bahkan sisa-sisa kain batik atau kain perca diolah kembali menjadi produk aksesori melalui sub-brand “Part of Nona Rara” yang lebih kasual dan ekologis.

Saat ini, dengan dukungan berbagai kampanye dan kolaborasi melalui platform digital seperti Tokopedia, pelanggan Miss Rara meningkat tiga kali lipat pada tahun lalu, dengan peningkatan pendapatan sebesar 10-15 persen.

Nona Rara tidak hanya menjadi merek batik yang stylish, namun juga merupakan simbol pemberdayaan ekonomi lokal dan pelestarian budaya berkelanjutan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours