Jenderal Iran Tak Sabar Ingin Serang Israel Lagi, Tunggu Perang Zionis-Hizbullah Pecah

Estimated read time 2 min read

TEHERAN – Jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengakui bahwa dia berharap dapat menyerang Israel lagi setelah ratusan serangan roket dan drone pada April lalu.

Komandan Angkatan Udara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan; “Tangan kami akan terikat jika perang dengan Hizbullah tidak pecah.”

“Syarat untuk mengambil tindakan langsung terhadap Israel tidak terbuka bagi kami saat ini. Jelas bahwa senjata sekutu kami di Palestina, Lebanon, dan negara-negara lain dikirim melalui Iran,” katanya seperti dikutip Ynet, Rabu ( 3/7/2024).

“Kami menembakkan 300 roket (ke arah Israel) dalam Operasi “Janji Gunjati” pada 13 April. Kami menantikan peluang Operasi Janji Sejati 2, saya tidak tahu berapa banyak rudal yang akan digunakan untuk ini,” kata Hajizadeh.

Militer Israel mengklaim lebih dari 350 drone dan rudal diluncurkan dari Iran dalam serangan 13 April, namun 99 persen berhasil dicegat oleh koalisi pimpinan AS.

Komentarnya muncul setelah bertemu dengan anggota keluarga orang-orang yang terbunuh di Jalur Gaza selama perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

“Selama hampir sembilan bulan kita melihat kejahatan rezim Zionis yang didukung Amerika dan Eropa. Setiap hari kita melihat arogansi dan kejahatan keji yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat (Palestina). Kami mendukung Palestina,” kata jenderal Iran itu. .

Hazijade juga mencatat dua serangan sebelumnya yang dilakukan IRGC. Yang pertama terjadi pada tahun 2019 ketika militer AS menembak jatuh drone Global Hawk yang diklaim sedang melakukan operasi mata-mata di wilayah Iran.

Washington berpendapat bahwa pesawat tak berawak itu menargetkan wilayah udara internasional dalam apa yang disebutnya sebagai “serangan yang diprovokasi”.

Insiden kedua terjadi pada tahun 2020 ketika IRGC menembakkan lebih dari 12 rudal balistik ke pangkalan udara Al Asad di Al Anbar, Irak barat, dan pangkalan udara lainnya di Erbil sebagai pembalasan atas terbunuhnya komandan IRGC Qassem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours