Jepang Tuding Rusia Kembangkan Senjata Baru

Estimated read time 4 min read

MOSKOW – Buku Putih Pertahanan 2024, laporan tahunan Kementerian Pertahanan Jepang yang dirilis, mencatat perkembangan senjata jenis baru di Rusia dan pertumbuhan kekuatan militer. Jepang juga menuduh Rusia mengembangkan senjata baru.

Rusia, yang mengklaim sebagai “negara kuat”, telah mendorong pengembangan segala jenis senjata dan peralatan baru, namun sejak dimulainya invasi ke Ukraina telah terjadi pergeseran ke peningkatan jumlah personel serta reorganisasi dan perluasan. Angkatan Darat,” tulis laporan tersebut, dilansir Sputnik.

Selain itu, paragraf terakhir buku putih diubah untuk menghilangkan analisis bahwa Rusia mulai kehilangan kekuatan.

Paragraf terakhir tentang operasi militer khusus Rusia di Ukraina tahun lalu menyatakan bahwa “Meskipun Rusia mengandalkan kekuatan militer untuk mempertahankan pandangannya, kekuatan nasional Rusia kemungkinan besar akan menurun dan keseimbangan militer antara Rusia dan negara-negara tetangganya akan berubah. Masa depan.” menengah dan panjang karena banyaknya korban jiwa yang diderita oleh pasukan konvensional dalam serangan ini.”

Namun, paragraf ini telah banyak berubah dalam laporan tahun ini.

“Meskipun ada perlawanan keras dari Ukraina, komunitas dunia secara kolektif telah mengadopsi sanksi dan terus mendukung Ukraina, sebuah situasi yang akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi Rusia,” demikian bunyi Buku Putih Pertahanan tahun 2024.

Isu-isu terkait kerja sama militer Rusia-Tiongkok kini menempati halaman judul Tiongkok dalam buku putih pertahanan Jepang tahun 2024, kata laporan itu.

“Tiongkok semakin memperkuat kerja sama dengan Rusia, termasuk kegiatan militer. Tiongkok juga telah melakukan pengeboman bersama dan penerbangan angkatan laut dengan Rusia di sekitar Jepang. Kegiatan bersama yang berulang kali ini jelas dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan terhadap Jepang dan menjadi perhatian serius. Seorang warga negara Jepang perspektif keamanan,” kata laporan itu.

Laporan keamanan Jepang edisi sebelumnya telah menyebutkan kerja sama antara Rusia dan Tiongkok, namun edisi tahun ini adalah edisi pertama yang menyebutkan kerja sama Moskow-Beijing di awal bab laporan mengenai Tiongkok.

Kementerian Pertahanan Jepang juga mengatakan Moskow dan Beijing akan lebih memperkuat kerja sama di tengah minat Tiongkok terhadap senjata canggih Rusia.

“Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kesepakatan senjata antara Tiongkok dan Rusia mengalami penurunan, namun Tiongkok masih sangat tertarik untuk mengimpor senjata canggih yang dimiliki dan sedang dikembangkan bersama oleh Rusia. Misalnya, Tiongkok membeli senjata tercanggih keempat dari Rusia. Pesawat tempur generasi Su-35 dan sistem pertahanan udara S-400. Tiongkok menjadi negara pertama yang mengekspor S-400 ke Rusia,” tulis buku putih tersebut.

Buku Putih berfokus pada kerja sama militer Rusia-Tiongkok.

“Rusia dan Tiongkok akan semakin memperkuat kerja sama mereka. Kemungkinan besar Rusia dan Tiongkok akan memperdalam kerja sama militer di masa depan, dan langkah memperkuat kerja sama militer ini tidak hanya akan berdampak langsung pada situasi keamanan di sekitar negara kita, tetapi juga pada situasi keamanan negara kita. “Permasalahan ini diperkirakan mempunyai dampak strategis terhadap Amerika Serikat dan Eropa, jadi kita harus terus mengawasinya dan mengambil tindakan sendiri,” kata laporan itu.

Laporan Pertahanan Jepang adalah laporan tahunan Kementerian Pertahanan negara tersebut. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1970, laporan ini mengkaji lingkungan global dari perspektif keamanan dan melaporkan aktivitas Pasukan Bela Diri Jepang selama setahun terakhir. Ini diterbitkan setiap tahun sejak tahun 1976.

Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022. Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan tujuan tersebut sebagai “melindungi orang-orang yang menderita pelecehan dan genosida selama delapan tahun oleh rezim Kiev.” Dia mencatat bahwa operasi khusus tersebut merupakan tindakan yang bersifat memaksa, dan Rusia tidak punya pilihan lain dan tidak dapat merespons risiko keamanan dengan cara lain.

Amerika Serikat dan sekutunya meningkatkan bantuan ke Kiev tak lama setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina. Moskow telah berulang kali memperingatkan bahwa bantuan asing kepada rezim Kiev akan memperpanjang konflik.

Jepang mendukung Ukraina dalam konflik militernya dengan Rusia dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow akan merespons sanksi Jepang dengan tepat dan tindakan pembatasan yang dilakukan Tokyo pada akhirnya akan merugikan kepentingan Jepang.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours