Jerman serukan upaya internasional intensif untuk akhiri epidemi AIDS

Estimated read time 2 min read

BERLIN (ANTARA) – Jerman pada Senin menyerukan upaya internasional yang lebih intens untuk memerangi epidemi AIDS, sindrom defisiensi imun yang disebabkan oleh virus HIV.

Seruan ini disampaikan oleh Rektor Olaf Scholz dalam pidato pembukaannya pada Konferensi AIDS Sedunia ke-25 di Munich, menyerukan komunitas global untuk bekerja sama mengakhiri epidemi AIDS pada tahun 2030.

“Meski kita sudah mengalami kemajuan, jalan kita masih panjang. Satu orang meninggal setiap menitnya karena AIDS, satu orang meninggal setiap menitnya. Kita perlu mengubah hal ini,” tambahnya.

Scholz meminta negara-negara donor lainnya untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan, lapor media Jerman Aertzeblat.

Dia mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membutuhkan lebih banyak dukungan internasional.

Scholz mengatakan strategi komprehensif melawan virus HIV dan AIDS harus fokus pada penelitian baru, perlindungan yang lebih baik, pendidikan dan informasi bagi pasien, dan perjuangan terus-menerus melawan diskriminasi.

Munich menjadi tuan rumah konferensi ilmiah terbesar di dunia untuk memerangi virus AIDS, dengan lebih dari 100.000 peserta.

Atas undangan International AIDS Society (IAS), para dokter, pakar kesehatan dan aktivis dari lebih dari 175 negara akan membahas bagaimana HIV dan AIDS dapat dikendalikan.

Pertemuan ini pertama kali diadakan di Jerman setelah pertemuan serupa diadakan di Berlin pada tahun 1993.

Meskipun jumlah kematian akibat AIDS dilaporkan telah menurun sepertiga sejak tahun 2004, masih terdapat hampir 2 juta kematian di seluruh dunia.

Namun, menurut data dari Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS), saat ini satu orang meninggal setiap menitnya akibat virus tersebut.

Infeksi AIDS kembali meningkat, khususnya di Eropa Timur. Sementara itu, di Afrika, angkanya tetap tinggi meskipun terdapat kemajuan besar dalam pemberantasan HIV di benua tersebut.

Menurut UNAIDS, sekitar 40 juta orang di seluruh dunia akan terinfeksi virus ini pada tahun 2022. Hampir seperempatnya, atau 9,2 juta orang, tidak menerima pengobatan yang memadai.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours