Jerman tuduh Rusia sengaja targetkan ekonomi dan energi Ukraina

Estimated read time 2 min read

BERLIN (ANTARA) – Menteri Luar Negeri Jerman Analena Baerbock pada Selasa menuduh Rusia sengaja menyasar kehidupan ekonomi dan energi Ukraina.

“Presiden Rusia Putin ingin menghancurkan keselamatan Ukraina dengan perang agresi brutalnya,” katanya kepada wartawan pada Konferensi Pemulihan Ukraina di Berlin.

Baerbock mengatakan serangan intensif Rusia tidak hanya berdampak pada kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina, namun juga infrastruktur ekonomi dan energi, serta masa depan negara tersebut di Uni Eropa.

“Dalam menghadapi serangan terhadap keselamatan negara mereka, rakyat Ukraina sangat membutuhkan listrik, air dan pemanas,” kata Baerbock.

Makanya di sini, dalam konferensi ini, tidak hanya politisi, perwakilan pemerintah, tapi juga walikota, dunia usaha, dan organisasi masyarakat sipil yang hadir, tambahnya.

Selain mengecam tindakan Rusia, Jerman juga menjanjikan dukungan kuat terhadap upaya Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.

“Pada konferensi penyembuhan ini, kami menegaskan bahwa kami tidak hanya menentang serangan brutal Rusia, tetapi juga membuka jalan bagi masuknya Ukraina ke dalam Uni Eropa,” tegasnya.

Para pemimpin dan diplomat dari lebih dari 60 negara menghadiri konferensi dua hari di Berlin, yang bertujuan untuk memobilisasi dukungan internasional bagi stabilisasi ekonomi Ukraina, bantuan militer dan reformasi keanggotaan Uni Eropa.

Dua tahun telah berlalu sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari 2022.

Sekitar 18% wilayah Ukraina saat ini masih berada di bawah pendudukan Rusia, termasuk semenanjung Krimea dan sebagian besar wilayah Donetsk dan Luhansk di timur.

Negara-negara Barat menyediakan peralatan tempur seperti tank militer, sistem pertahanan udara, dan artileri jarak jauh.

Berdasarkan data Kiel Institute of World Economics, berbagai lembaga Uni Eropa mengirimkan bantuan sebesar $92 miliar (atau sekitar Rp 1.438,42 triliun), sedangkan Amerika Serikat mengirimkan $73 miliar (sekitar Rp 1.141,35 triliun).

Sumber: Anatolia

Didukung oleh Ceko, presiden Ukraina menyerukan kejelasan mengenai keanggotaan NATO

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours