Jokowi ajak pemda berinvestasi kembangkan transportasi energi hijau

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya pemerintah daerah berinvestasi dalam pengembangan sistem transportasi berbasis energi ramah lingkungan di Indonesia.

Dalam agenda pertemuan dengan para Gubernur dan Gubernur Kalimantan Timur di Ibu Kota Negara (IKN) pada Selasa, Presiden menyampaikan keprihatinannya terhadap masih buruknya kualitas udara di Jakarta.

“Jakarta sekarang ada MRT, LRT, kereta cepat, semuanya dikurangi, tapi indeks kualitas udara Jakarta masih 190-200, lebih tinggi dari batas maksimal 50,” ujarnya.

Presiden Jokowi mengingatkan, perkotaan sudah mulai banyak terdapat lumpur dan lumpur karena dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.

Ia merekomendasikan perencanaan yang matang untuk sistem angkutan massal, termasuk alternatif seperti kereta otomatis (ART), yang lebih murah dibandingkan MRT dan LRT.

Jokowi mencatat, biaya pembangunan MRT saat menjabat gubernur adalah Rp1,1 triliun per kilometer, namun kini meningkat menjadi Rp2,3 triliun.

LRT dan kereta cepat juga memiliki harga yang tinggi. Jokowi menambahkan, LRT mencapai Rp799 miliar per kilometer dan kereta cepat mencapai Rp780 miliar per kilometer.

Jokowi mengatakan, ART yang menelan biaya Rp74 miliar untuk tiga kabin dan Rp500 juta untuk operasional bulanannya, bisa menjadi alternatif bagi pemerintah daerah untuk berinvestasi pada energi ramah lingkungan.

Pada saat itu, Walikota juga mengingatkan pemerintah daerah tentang tantangan dalam membangun dan mengoperasikan sistem angkutan massal seperti MRT.

Dalam sambutannya, Jokowi saat ditanya mengenai kesiapan gubernur, pengelola, atau wali kota dalam pembangunan MRT, mengatakan biaya operasional merupakan hal yang penting.

Dia menegaskan, pembangunan MRT, LRT, dan kereta cepat kerap mengalami kerugian finansial. Untuk memenuhi biaya operasional harusnya bantuan dari APBD.

Sebagai contoh, Jokowi mencontohkan MRT Jakarta yang membutuhkan anggaran sekitar Rp 800 miliar per tahun untuk biaya operasionalnya saja.

Diperkirakan jika seluruh jalur MRT selesai maka APBD perlu mengalokasikan sekitar Rp4 triliun.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya memilih antara berinvestasi di angkutan massal atau menghadapi kerugian tahunan akibat kemacetan lalu lintas yang mencapai Rp65 triliun dan lebih dari Rp100 triliun untuk Jabodetabek.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours