Jokowi ajak sarjana ekonomi rancang hilirisasi rumput laut dan kopi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak peserta kongres Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia merancang strategi hilirisasi padat karya, khususnya potensi rumput laut dan kopi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan pidato pada pembukaan Kongres Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional Tahun 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis.

“Tolong, betul-betul bisa dirumuskan rencana dan strateginya. Yang saya inginkan adalah proses yang padat karya,” ujarnya dalam laman (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya pengelolaan yang baik untuk pengembangan produk rumput laut seperti pupuk organik, kosmetik, dan bahan bakar jet.

Potensi tersebut, kata Jokowi, tidak pernah terjamah oleh kepemimpinan yang baik di Indonesia.

Jokowi menambahkan, Indonesia dengan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer mempunyai potensi besar yang belum tergarap.

“Kita tahu Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia, 81.000 kilometer. Potensinya besar, tapi perlu dirancang, direncanakan, distrategikan dengan baik agar bisa membuahkan hasil.” katanya.

Dalam hal ini, Presiden mencatat produksi kopi nasional hanya berkisar 2,5 ton per hektar, tertinggal jauh dari Vietnam yang mencapai 8-9 ton per hektar.

“Kopi ini saya cek, kopi kita punya berapa hektar? 1,2 juta hektar. Saya cek di lapangan, produksi kita per hektarnya berapa? Cuma sekitar 2 ton per hektar. Dua lebih kecil, 2,3-2,5 per hektar, katanya.

Presiden Jokowi menyampaikan keprihatinannya terhadap posisi Indonesia di sektor pertanian kopi di tengah meningkatnya permintaan pasar.

Menurut Presiden, lambatnya penelitian dan pengembangan produk kopi di dalam negeri menjadi faktor utama ketidakmampuan Indonesia bersaing.

Betapa kita kalah dari Vietnam, padahal kita duluan, ujarnya.

Presiden menegaskan, perhatian serius harus diberikan pada penguatan upaya penelitian dan pengembangan agar Indonesia dapat meningkatkan produksi dan kualitas barang-barangnya yang berkualitas.

Ia juga menyerukan peningkatan penelitian dan pengembangan di industri kakao yang memiliki potensi besar.

“Kami punya 1.400.000 hektar kakao. Itu industri, tapi bahan baku kakaonya kekurangan, jadi kami impor, itu kesalahan besar lainnya.”

Dengan strategi yang tepat, kata Presiden, sektor pertanian dan perikanan akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perekonomian nasional.

“Masih banyak varietas lain, lada, nilam, turunannya ini akan menambah nilai besar,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours