Jokowi Bandingkan Investasi Kereta Tanpa Rel China di IKN dengan LRT dan MRT, Apakah Sama?

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Presiden Jokowi membandingkan investasi pembangunan kereta tanpa awak atau Autonomous Rail Transit (ART) lebih murah dibandingkan pembangunan MRT atau LRT yang saat ini banyak dibangun di perkotaan.

Jokowi menjelaskan, pembangunan MRT membutuhkan investasi sekitar Rp2,3 triliun per kilometer, sedangkan LRT membutuhkan biaya sekitar Rp700 miliar per kilometer. Sedangkan nilai investasi ART hanya perlu membeli satu set kereta api yakni sebesar 70 miliar. Rp per episode.

Sebab, menurutnya, pengembangan kereta tanpa awak pada dasarnya hanya membutuhkan jaringan jalan raya sehingga tidak perlu melakukan kegiatan pembebasan lahan atau pembangunan tiang atau terowongan dengan biaya murah.

“Trem otonom biayanya sekitar Rp70 miliar per unit. Kalau kita mau bangun MRT Rp2,3 triliun per kilometer, kalau kita mau bangun LRT sekitar Rp700 miliar per kilometer,” kata Jokowi kepada IKN. Selasa (13-08-2024).

Meski memiliki nilai investasi yang lebih murah, menurutnya, pengembangan kendaraan tanpa awak jenis ini di ibu kota juga cukup sulit direalisasikan. Sebab ART memerlukan badan jalan yang lebih lebar atau jalur lalu lintas khusus.

Masalahnya sekarang, jalan di hampir semua kota tidak cukup lebar. Jadi tidak semua kota bisa menggunakan ART, kata kepala negara.

Namun, Jokowi berharap angkutan massal listrik bisa digunakan di IKN dan kota-kota lain di Indonesia ke depannya.

“Kalau kita pakai trem otonom, jalannya harus lebar, dan jalan IKN didesain lebar, itu sudah cukup. Saya kira semua kota lain di Indonesia perlu transportasi massal yang menggunakan energi hijau,” tutupnya.

Jokowi mengatakan salah satu keunggulan trem otonom adalah harganya yang relatif murah. Pasalnya, trem otonom belum beroperasi dan hanya menggunakan jalan yang sudah ada sehingga tidak perlu adanya pembangunan infrastruktur.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours