Jumat, kualitas udara Jakarta tempati posisi terburuk kedua dunia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kualitas udara DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat dan terburuk kedua di dunia, sehingga masyarakat diimbau untuk memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Berdasarkan pantauan laman resmi IQR di Jakarta, Jumat pukul 06.34 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 165, dengan partikel halus (PM) sebesar 2,5 dengan konsentrasi 75 mikrogram per meter kubik. .

Konsentrasi ini 15 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Situs pemantauan kualitas udara terbaru menempatkan Jakarta sebagai kota terburuk kedua di dunia untuk kualitas udara setelah Kinshasa, Kongo pada peringkat 183.

Untuk itu, masyarakat dianjurkan menghindari aktivitas di luar ruangan, memakai masker udara di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari kotornya udara luar, dan menyalakan filter udara.

Sementara itu, data Sistem Informasi Lingkungan Hidup dan Sanitasi Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, lima titik pemantauan menunjukkan kualitas udara Jakarta berada pada kisaran sedang untuk pencemaran udara PM2.5.

Lima lokasi pemantauan kualitas udara di Kelapa Gading menunjukkan 76, Kebon Jeruk 68, Bundaran HI 63, Lubang Buaya 79 dan Jagkarsa 90 pada Jumat pagi.

Kisaran menengah mengacu pada tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan tetapi mempengaruhi tanaman sensitif.

Sedangkan kategori tidak sehat adalah tingkat kualitas udara yang membahayakan manusia atau kelompok hewan yang sensitif, atau dapat menyebabkan kerusakan pada vegetasi atau nilai estetika.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, Gerakan Mindfulness Jakarta yang berarti Bergerak, Bekerja, Olah Raga, dan Bahagia ini bertujuan agar masyarakat berjalan 7.500 langkah sehari, yang merupakan pola hidup yang juga sehat. Meningkatkan kualitas udara. “Ini merupakan penemuan Pemprov DKI Jakarta dalam menyambut statusnya sebagai kota global. DLH berkomitmen menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas agar warganya dapat hidup sehat,” ujarnya.

Assep mengatakan DLH berkomitmen menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas, salah satunya dengan meningkatkan kualitas udara agar warga dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehat.

“Langkahnya sudah berjalan, Pemprov DKI Jakarta menerapkan Strategi Pengendalian Kualitas Udara (SPPU) hingga tahun 2030 yang mencakup strategi mewujudkan kesehatan warga,” ujarnya.

Asep berharap dengan memadukan misi kedua sektor ini, kita bisa meraih hasil maksimal demi kemajuan warga Jakarta.

“Tujuan dari kampanye ini adalah untuk mengajak warga Jakarta agar menjalani pola hidup sehat dan lebih peduli terhadap lingkungan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours