Jumlah Atlet Olimpiade Pengungsi Terus Bertambah, Tanda Dunia Tidak Baik-baik Saja

Estimated read time 4 min read

Jumlah atlet pengungsi Olimpiade terus bertambah sejak pertama kali diperkenalkan pada Olimpiade Rio 2016. Tim yang dibentuk untuk menampung korban konflik dan perang terus bertambah dari tahun ke tahun, yang merupakan pertanda bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja.

Tahun ini, ada 37 atlet yang mengikuti Olimpiade Paris 2024, bermain di bawah bendera Tim Pengungsi Olimpiade. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan edisi sebelumnya.

Menurut situs resmi Komite Olimpiade Internasional (IOC), Tim Pengungsi Olimpiade mewakili 100 juta orang yang terpaksa mengungsi di seluruh dunia. Pada Olimpiade Paris 2024, 37 atlet akan bertanding di 12 cabang olahraga di bawah bendera Tim Pengungsi.

Tim ini dipimpin oleh Kepala Misi Masomah Ali Zada ​​yang juga merupakan anggota Tim Olimpiade Pengungsi Tokyo 2020. Sebagian besar atlet di tim ini didukung melalui Program Beasiswa Studi Pengungsi yang dikelola oleh ORF dan didanai oleh ORF. Solidaritas Olimpiade.

Kisah tim pengungsi Olimpiade

Tim pengungsi Olimpiade pertama kali diperkenalkan pada Olimpiade Rio 2016 oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebagai inisiatif untuk memberikan harapan dan kesempatan kepada para atlet yang terpaksa meninggalkan negaranya karena konflik, kekerasan atau penganiayaan.

Pada tahun 2015, Presiden IOC Thomas Bach mengumumkan pembentukan Tim Pengungsi Olimpiade sebagai respons terhadap krisis pengungsi global yang semakin meningkat. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menyediakan platform bagi para atlet pengungsi untuk berkompetisi di panggung dunia, sekaligus meningkatkan kesadaran akan krisis pengungsi dan menginspirasi solidaritas internasional.

Tim Olimpiade Pengungsi pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Rio 2016 dengan membawa sepuluh atlet asal Suriah, Sudan Selatan, Etiopia, dan Republik Demokratik Kongo. Para atlet ini bertanding di berbagai cabang olahraga seperti atletik, judo, dan renang.

Pada Olimpiade Rio 2016, sepuluh atlet pengungsi diberi kesempatan bertanding. Tidak hanya bersaing dengan semangat, namun juga membawa pesan kuat berupa harapan dan ketahanan. Yusra Mardini, perenang asal Suriah, adalah salah satu wajah tim yang paling dikenal. Mardini pernah berenang selama tiga jam di Laut Aegea untuk menyelamatkan perahu pengungsi yang hampir tenggelam. Kisahnya adalah simbol keberanian.

Tim Olimpiade Pengungsi kembali mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 dengan jumlah yang bertambah, terdiri dari 29 atlet yang bertanding di 12 cabang olahraga. Partisipasi mereka di Tokyo menegaskan kembali komitmen IOC terhadap pengungsi dan menekankan pentingnya solidaritas global. Atlet-atlet tersebut berasal dari beberapa negara, antara lain Suriah, Sudan Selatan, Iran, dan Afghanistan.

Para atlet pengungsi ini mendapat dukungan dari IOC dan berbagai organisasi internasional. Mereka menerima pelatihan, pendanaan dan bantuan logistik untuk mempersiapkan kompetisi internasional. IOC bekerja sama dengan lembaga-lembaga pengungsi, federasi olahraga internasional, dan komite Olimpiade nasional untuk memastikan para atlet ini mendapatkan semua yang mereka perlukan untuk berkompetisi di level tertinggi.

Keberadaan tim pengungsi Olimpiade memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran akan masalah pengungsi global. Kisah ketahanan dan semangat juang mereka telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa meski dihadapkan pada tantangan yang luar biasa, dengan kegigihan dan dukungan, siapa pun dapat mencapai impiannya.

Tim Pengungsi Olimpiade adalah contoh nyata bagaimana olahraga dapat menjadi alat perdamaian, harapan dan perubahan sosial. Mereka tidak hanya memperebutkan medali, tapi juga menginspirasi dunia dan menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan tidak bisa padam meski dalam situasi terburuk sekalipun.

Daftar atlet pengungsi Olimpiade di Paris 2024

Adnan Khankan – Judo

Alaa Maso – Berenang

Amir Ansari – Sepeda Jalan

Amir Rezanejad Hassanjani – Kano

Sibghatullah Arab – Judo

Cindy Ngamba – Tinju

Dina Pouryounes Langeroudi – Taekwondo

Dorian Keletela – Atletik

Dorsa Yavarivafa – Bulu Tangkis

Eyeru Gebru – sepeda jalan raya

Farida Abaroge – Atletik

Farzad Mansouri – Taekwondo

Fernando Dayan Jorge Enriquez – Kano

Francisco Edilio Centeno Nieves – Menembak

Hadi Tiranvalipour – Taekwondo

Iman Mahdavi – Gulat

Jamal Abdelmaji – Atletik

Jamal Valizadeh – gulat Yunani-Romawi

Kasra Mehdipournejad – Taekwondo

Luna Solomon – Menembak

Mahboubeh Barbari Yharfi – Judo

Manizha Talash – Perpisahan

Matin Balsini – Berenang

Mohammad Amin Alsalami – Atletik

Mohammad Rashnonezhad – Judo

Muna Dahouk – Judo

Musa Suliman – Atletik

Nigara Shaheen – Judo

Omid Ahmadisafa – Tinju

Perina Lokure Nakang – Atletik

Ramiro Mora – Angkat Berat

Saeid Fazloula – Kano

Saman Soltani – Kano

Tachlowini Gabriyesos – Atletik

Yahya Al Ghotany – Taekwondo

Yekta Jamali Galeh – Angkat Berat

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours