Jumlah Sebenarnya Warga Gaza yang Dibantai Israel Bisa Lebih dari 186.000 Orang

Estimated read time 2 min read

GAZA – Jurnal medis Inggris The Lancet mengeluarkan peringatan mengerikan bahwa jumlah korban tewas sebenarnya akibat serangan teroris Israel di Gaza, Palestina, mungkin mencapai lebih dari 186.000 orang. Jumlah tersebut setara dengan delapan persen populasi Gaza.

Menurut sumber pemerintah Gaza, jumlah korban tewas kini mencapai 38.200 orang.

Namun, laporan terbaru Lancet yang berjudul “Menghitung jumlah korban tewas di Gaza: sulit namun penting” menunjukkan bahwa angka resmi tersebut berada di bawah perkiraan.

Jumlah sebenarnya mungkin ribuan orang yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan terkena dampak samping konflik, seperti kekurangan pangan, penyakit, dan kurangnya perawatan medis.

Penyebab utama korban tewas adalah 14.000 bom yang masing-masing berbobot 2.000 kilogram, yang dipasok ke Israel oleh Amerika Serikat (AS). Bom-bom ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur Gaza, dan situasi yang mengerikan tersebut menimbulkan lebih banyak korban jiwa.

Rusaknya fasilitas kesehatan, jaringan distribusi makanan dan sistem sanitasi telah menempatkan warga dalam situasi berbahaya.

Lancet menyoroti sulitnya mengumpulkan data yang akurat karena meluasnya korupsi.

“Jumlah kematian yang dilaporkan masih bisa diabaikan. Organisasi non-pemerintah Airwars mengevaluasi informasi kejadian di Gaza dan seringkali menemukan bahwa tidak semua nama korban yang teridentifikasi masuk dalam daftar Kementerian Kesehatan [Kesehatan Gaza]. “Selanjutnya, menurut perkiraan PBB, per 29 Februari 2024, 35 persen bangunan di Jalur Gaza telah hancur, sehingga jumlah jenazah yang masih terkubur di reruntuhan mungkin sedikit. Lebih dari 10.000 orang,” ujarnya. . Laporan Lancet. .

“Karena konflik ini sangat serius, kami memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat; rusaknya infrastruktur kesehatan; kekurangan makanan, air dan tempat tinggal; ketidakmampuan mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman; dan hilangnya dana untuk UNRWA, salah satu dari sedikit organisasi kemanusiaan yang masih aktif dalam konflik Gaza,” lanjut laporan tersebut, seperti dikutip Anadolu, Rabu (9/7/2024).

Sembilan bulan setelah perang brutal Israel, sebagian besar Gaza telah hancur akibat berkurangnya makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel telah dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina diselamatkan dari perang sebelumnya pada 6 Mei.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours