Kain sasirangan tercatat sebagai Indikasi Geografi milik Kalsel

Banjarmasin (Antara) – Kain Sasirangan kini terdaftar sebagai Indikasi Geografis di Kalimantan Selatan (Kulsil) setelah diterbitkannya Sertifikat Indikasi Geografis Kain Sasirangan Kalimantan Selatan oleh staf ahli Menteri Perekonomian, Hukum, dan Hak Asasi Manusia. Lucky Egging di Banjarmasin.

Sertifikat tersebut diterima oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Rai Rizali Anwar mewakili Gubernur Kalimantan Selatan Sahibrin Noor, kata Kepala Kantor Hukum dan Hak Asasi Manusia Daerah Kalimantan Selatan Toufiqur Rahman di Banjarmasin, Jumat. .

Kain sasirangan menjadi indikasi geografis dengan pemilik Persatuan Masyarakat Sasirangan Kalimantan Selatan, diserahkan pada 6 Februari 2024 dan didaftarkan sebagai hak kekayaan intelektual pada 7 Juni 2024.

Sasirangan berasal dari kata “sering” atau “sopan santun” yang mengacu pada teknik memukul atau menjahit dengan menggunakan tangan dalam banjar.

Sasirangan merupakan Indikasi Geografis kedua di Kalimantan Selatan setelah Heung Tapan Chile yang menerima dan merasakan manfaat sertifikasi dari segi hukum dan ekonomi.

Tawfiqur Rehman menekankan pentingnya komitmen bersama untuk mendukung tahun 2024 sebagai tahun Indikasi Geografis.

“Kami berharap seluruh elemen ekosistem kekayaan intelektual menjadi KI, salah satunya indikasi geografis, penggerak perekonomian daerah,” ujarnya.

Sementara itu, Sekda Roy mengatakan, rekaman kain Siserangan ini merupakan dorongan kolektif untuk semakin memperluas pasar Siserangan hingga mendunia, sehingga memberikan manfaat penuh bagi para perajin, pengusaha, dan UKM.

Ia berharap indikasi geografis lainnya segera didaftarkan mengingat potensi Kalsel masih besar, seperti kayu manis loxado, beras mutiara siam, gula aren kotabaru, dan bebek alabeo.

“Perlindungan kekayaan intelektual idealnya dapat mendukung pembangunan ekonomi masyarakat dan pembangunan daerah,” ujarnya.