Kakek dan Nenek Diminta Pahami Pola Asuh Ketika Mengasuh Cucu

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rose Minnie Agus Salim, Ketua Program Penelitian Psikologi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengingatkan para kakek dan nenek untuk memahami ragam pola asuh orang tua saat mengasuh cucu. 

Pola asuh kakek-nenek atau orang tua sebaiknya disesuaikan dengan keadaan anak karena pola asuhnya berbeda-beda, kata Rose, Jakarta, Jumat (26/4/2024) dalam diskusi online. . 

Rose menjelaskan, ada empat jenis pola pengasuhan yang perlu dipahami. Yang pertama adalah pola asuh demokratis dimana anak bebas berkreasi di bawah batasan dan pengawasan orang tuanya.

Yang kedua adalah pola asuh otoriter, dimana orang tua bertindak sebagai atasan yang tegas dan penuh aturan dan pedoman. Ketiga, pola asuh apatis atau acuh tak acuh, yaitu orang tua yang menjauhi anak namun tetap mengurus kebutuhan dasarnya sendiri.

Keempat, pola asuh permisif atau permisif, dimana orang tua minim arahan, aturan tidak jelas, dan anak cenderung menjadi atasan. Cara-cara mengasuh anak ini dapat digunakan secara bergantian tergantung situasi dan keadaan. Misalnya, gunakan pola asuh otoriter jika anak berada dalam bahaya, dan pola asuh yang baik hati atau permisif cocok dilakukan jika anak terlibat dalam aktivitas manual. Ini mengungkapkan kebutuhannya.”

Ia mengingatkan para orang tua atau kakek dan nenek untuk mengetahui perkembangan terkini dengan menggunakan berbagai media cetak dan digital serta menghadiri berbagai acara. Selain itu, ia berpendapat bahwa kakek dan nenek harus menetapkan batasan, terus berkoordinasi dengan orang tua anak, dan tetap memiliki rencana pribadi ketika memutuskan untuk ikut serta dalam membesarkan seorang cucu.

“Harus ada batasannya, harus koordinasi dengan orang tua, harus berdiskusi dengan anak apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan cucu, dan tetap punya rencana pribadi. Jadi kakek dan nenek harus. Mereka tidak memberi. di. Mereka harus menghabiskan seluruh waktunya merawat cucu-cucunya di hari tuanya.

Ia pun mengingatkan para kakek dan nenek untuk tidak terlalu lengah dan menghormati segala keinginan cucunya. “Jangan penuhi semua keinginan cucumu, jangan bertengkar dengan anakmu di depan cucumu, jangan mencela orang tua cucumu, jangan mengambil peran orang tua dari anakmu.

Ia juga menekankan agar orang tua dan kakek nenek memahami keadaannya dan mampu mengelola emosinya. “Kakek sama seperti orang tua harus mengendalikan emosinya. Kita juga harus ingat bahwa orang tua tidak bertanggung jawab langsung terhadap tumbuh kembang anak dan cucunya. Karena orang tua harus lebih berperan.”

Katanya: Kakek-nenek juga harus memahami keadaan anak-anaknya (orang tua), mendengarkan keinginan dan harapannya terhadap anaknya, dan jangan lupa bahwa standar orang tua tentu saja berbeda dengan standar anak-anaknya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours