Kalimat yang Sebaiknya tak Diucapkan Nenek dan Kakek kepada Cucu

Estimated read time 4 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kakek dan nenek selalu menyayangi cucunya. Seringkali, kakek-nenek mewariskan nasihat berharga dan nasihat hidup kepada cucu-cucu mereka.


Namun, terkadang niat baik kakek dan nenek tersebut disampaikan dengan kata-kata yang bisa membuat cucu merasa risih atau minder. Psikolog anak Anne-Louise Lockhart mengatakan kesalahan pemilihan kata juga bisa berdampak pada hubungan kakek-nenek dan cucunya.



“Mengubah cara Anda berbicara bisa jadi sulit, tetapi penting untuk berhati-hati dalam memilih kata,” kata Lockhart, seperti dilansir The Huffington Post, Minggu (28 April 2024).



Psikoterapis Andrea Dorn mengatakan kakek-nenek tidak boleh terlalu menyalahkan diri sendiri jika pernah mengucapkan kata-kata beracun kepada cucunya di masa lalu. Namun, Dorn menyarankan agar kakek dan nenek bisa memperbaiki cara mereka berkomunikasi dengan cucunya di masa depan.

Menurut Lockhart, Dorn dan banyak terapis lainnya, ada enam kata-kata beracun yang tidak boleh diucapkan kakek-nenek kepada cucu mereka.

Berikut enam kata tersebut.



1. Jangan beritahu ibu dan ayah

Kakek dan nenek mungkin ingin memanjakan cucunya dengan memberinya sesuatu atau membiarkan cucunya melakukan sesuatu yang dilarang orang tuanya. Misalnya memberi coklat atau membiarkan cucu tidur terlalu larut.

Saat mereka melakukan hal ini, kakek-nenek mungkin akan mengatakan hal-hal seperti “jangan beri tahu Ayah dan Ibu”.

 Psikolog klinis Zainab Delawala mengatakan, aktivitas yang mendorong cucu menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya dapat berdampak negatif dalam jangka panjang. Dalam kasus yang paling serius, misalnya, kata-kata seperti itu dapat membuat anak lebih rentan untuk berdandan dan menutupi perilaku kasar orang tuanya.



“Kakek dan nenek bisa mencari cara lain untuk memanjakan cucunya tanpa melampaui batas yang ditetapkan orang tuanya,” jelas Delawala.



2. Anda tumbuh dewasa! Apakah berat badan Anda bertambah?

Lockhart mengingatkan kakek-nenek untuk tidak mengomentari tubuh atau berat badan cucunya. Pasalnya, komentar tentang tubuh dan berat badan dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan body image negatif pada anak.

Komentar tersebut tidak hanya terbatas pada komentar negatif saja, namun ada juga komentar yang terkesan positif seperti “Kamu lebih tinggi dari kakakmu”.

Daripada mengomentari tubuh cucunya, kakek dan nenek bisa berkomunikasi dengan kata lain. Misalnya saja dengan mengungkapkan kerinduan kepada cucu Anda setelah lama tidak bertemu, atau dengan menanyakan aktivitas dan hobi yang saat ini ia sukai kepada cucu Anda.



3. Wow, kamu makan lebih banyak dari kami

Kakek dan nenek tentu senang bila cucunya makan dengan lahap. Tak jarang, mereka mengungkapkan kekagumannya tersebut dengan komentar seperti “Kamu makannya cepat sekali”, “Kamu tukang cuci piring”, atau “Kamu makan banyak”.



Menurut Dorn, komentar mengenai kebiasaan makan dapat mempengaruhi perilaku makan anak di kemudian hari. Anak-anak dapat mengabaikan isyarat lapar dari tubuh mereka dan lebih memperhatikan apa yang orang lain pikirkan tentang mereka ketika mereka makan. Anak juga mungkin merasa malu atau bingung ketika tiba waktunya makan.



4. Kamu sangat manis

Ada kalanya cucu menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan, seperti rewel ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Meski merasa tersinggung, kakek dan nenek tidak boleh melontarkan komentar seperti, “Kamu manis sekali.”



Psikolog klinis Ryan House mengatakan bahwa perilaku kasar atau tidak berterima kasih pada anak bukanlah kesalahan anak. Seorang anak mungkin berperilaku seperti ini karena dia meniru orang-orang di sekitarnya.



“Jadi tidak adil jika menyalahkan mereka atas segalanya.” “Diam saja atau bicaralah dengan orang tuamu,” kata House.



5. Peluk kami atau cium kami

Kakek dan nenek biasa mengungkapkan rasa sayang mereka kepada cucunya dengan berpelukan dan mencium. Namun, kakek dan nenek juga perlu memahami bahwa tidak semua bayi nyaman dengan pelukan dan ciuman.

 Ketika kakek-nenek menyuruh cucunya untuk memeluk atau menciumnya, anak mungkin merasa kehilangan otonomi atas tubuhnya.

Jadi daripada meminta cucu untuk memeluk atau mencium, kakek dan nenek bisa bertanya seperti “Kami mau memelukmu, bolehkah?”.



Jika sang cucu menjawab “tidak”, maka kakek dan neneknya tidak boleh memaksanya. Kakek-nenek bisa mengungkapkan rasa sayang mereka dengan cara lain yang membuat mereka lebih nyaman, seperti tos atau tos.



6. Ayah dan ibumu salah dalam hal ini



Orang tua seringkali mempunyai gaya pengasuhan yang berbeda dengan kakek dan nenek. Dalam situasi seperti itu, kakek-nenek hendaknya tidak memaksakan pendapatnya dan membuktikan bahwa orang tuanya salah. Perlu diingat bahwa kakek dan nenek tumbuh di era yang berbeda dengan cucunya. 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours