Kampus IPB Siap Kembangkan Techno Socio Entrepreneurship

Estimated read time 3 min read

BOGOR – Mahasiswa sebagai generasi penerus masa depan bangsa Indonesia sudah seharusnya mempunyai wawasan dalam mempersiapkan masa depan. Salah satunya adalah wawasan kewirausahaan. Untuk itu Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Kuliah Kewirausahaan Pemuda Tahun 2019.

Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), sangat berterima kasih kepada Kemenpora yang telah bekerjasama dengan IPB menyelenggarakan Kuliah Kewirausahaan Pemuda 2019. Baginya, berwirausaha sangat penting. David McClelland (seorang ahli teori psikologi Amerika) juga menyebutkan bahwa kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat kebutuhan akan prestasi (N-Ach) atau keinginan untuk mencapai prestasi tertinggi dalam hidup.

Jika suatu negara memiliki N-Ach yang tinggi, maka negara tersebut juga memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, dan negara yang memiliki N-Ach yang rendah berarti negara tersebut juga memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Selain itu Islam juga mendukung pendapat McClelland karena doktrin tersebut tidak bertentangan dengan landasan Islam atau Alquran.

Dan teori ini dapat bermanfaat bagi umat Islam dan Virus N-Ach juga dapat menjadi jalan bagi masyarakat Indonesia untuk keluar dari masalah dengan menyebarkan virus tersebut ke sebagian masyarakat Indonesia.

“Universitas Oleh karena itu Technical-Social-Entrepreneurship” saat ini dan IPB kini bertekad untuk mengembangkan model-model kewirausahaan perguruan tinggi dalam inovasi teknologi dan sosial (university technology-social-enterpreneurship), ujarnya di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Kamis.

Ia mengatakan, rekannya bukanlah wirausaha, melainkan wirausaha sosial, baik wirausaha di bidang bisnis maupun wirausaha di bidang sosial. Karena masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan teknologi dan modal. “Yang lebih penting adalah wirausaha muda,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, jangan menjadi wirausaha secara kebetulan, karena orang yang menjadi wirausaha atau pelaku bisnis biasanya terjadi secara kebetulan, seperti IPK yang rendah sehingga sulit mendapatkan pekerjaan, pengusiran, dan dari keluarga yang datang. . kekayaan Itulah tiga penyebab yang menjadikan laki-laki menjadi wirausaha.

Sementara itu, Wakil Menteri Pembangunan Pemuda Asrorun Ni’am Sholeh hadir bersama Asisten Wakil Menteri Pemuda Kewirausahaan Imam Gunawan, Tim Komunikasi Khusus dan Kemitraan Zainul Munasichin, Ketua Panitia dan Ketua Pemetaan Kewirausahaan Kementerian Pemuda. dan Olahraga, Sutrija dan Ruskomalasari.

Ni’am menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kemenpora dalam mencetak wirausaha muda demi pembangunan bangsa Indonesia. Beliau yang mengangkat tema “Menumbuhkan Kewirausahaan Muda di Era Disrupsi” mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan bakat dan minat wirausaha muda.

“Kunci membangun kemandirian bangsa salah satunya dimulai dari menghasilkan perekonomian melalui wirausaha muda. Kemenpora tertarik untuk berkreasi bagi generasi muda untuk memulai hidup berwirausaha. Dan kita punya program di Kemenpora melahirkan wirausahawan,” ujarnya.

“Bagi teman-teman yang sudah mulai mengembangkan usahanya, Kemenpora memberikan ruang bagi para wirausahawan sukses. Kunci suksesnya adalah mampu menggali bakat dan potensi yang dikelola dengan baik,” kata Ni’om. Salah satu Alumni IPB yang berkecimpung di dunia usaha, Muhammad Firdau menceritakan pengalamannya.

Kini ia menggeluti usaha pembenihan dan peternakan ikan di Cibanteng, Kabupaten Bogor. “Dengan persyaratan kuliah dan jaringan mahasiswa, saya serius melakukan hal ini. Dari segi bahan baku, mereka masih memperkirakan hingga Rp 150 juta. “Sedangkan hambatannya terletak pada sumber daya manusia yang begitu semangat dan nyaman berwirausaha,” kata mahasiswa Departemen Akuakultur IPB Angkatan 48 ini.

Setelah dua bulan disemai, benih sudah bisa dipanen dan dijual di pasar oleh masyarakat atau pedagang. Kedepannya saya berharap dapat mengembangkan usaha saya dengan membuka rumah makan lele yang bahan baku lelenya dititipkan dari tempat saya. “Selain itu, kita bisa mendapatkan modal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours