Kapolres: Kasus Malapraktik Sedot Lemak di Klinik WSJ Depok Naik ke Penyidikan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kasus meninggalnya ENS (30), perempuan asal Medan yang diduga menjadi korban sedot lemak parah di Klinik Kecantikan WSJ, Depok, naik ke tingkat penyidikan.

Kapolres Metro Depok AKBP Arya Perdana mengatakan pihaknya telah memasang garis polisi dan menyita banyak barang bukti termasuk alat sedot lemak di sebuah klinik di Jalan Ridwan Rais, Beji, Kota Depok pada Jumat (2/8/2024). .

“Kami beri tanda polisi dan hilangkan barang bukti pada alat tersebut. Nanti alat itu sendiri dan kegunaannya akan kami periksa beserta keterangan ahli yang akan kami ambil dari beberapa dokter spesialis untuk diperiksa beberapa hari kemudian,” kata Arya di Depok. Mabes Polri.

“Alat yang digunakan untuk sedot lemak itu mesin, tapi saya tidak bisa menjelaskan secara detail karena saya bukan ahli di bidang itu, saya tidak mengerti namanya,” imbuhnya.

Arya mengatakan, klinik WSJ ditutup dan tidak beroperasi serta dipasang garis polisi. Menurut Arya, garis polisi dipasang untuk mencegah adanya aktivitas yang tidak diinginkan di TKP.

Katanya, “Tempatnya sekarang sudah ditutup ya, karena kita punya garis polisi karena kita tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan dimana terjadi kejahatan di sana.”

Dari pemeriksaan di kawasan, terlihat garis polisi kuning dari Inafis Polres Metro Depok telah dipasang di pagar hitam dan pintu kaca bagian dalam. Anda mungkin juga melihat pernyataan bahwa rumah sakit ditutup.

Hanya saja spanduk menu pengobatan yang sebelumnya dipasang di depan klinik sudah dihilangkan, hanya menyisakan tanda ‘Klinik Pratama’.

Sebagai informasi, Polres Metro Depok masih menyelidiki kematian ENS. Sejumlah saksi yang diperiksa antara lain pihak rumah sakit, dokter, dan Dinas Kesehatan (Dinkes). Namun hingga saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut karena tidak cukup bukti.

Temuan sementara, klinik kecantikan tersebut hanya memiliki izin Klinik Pratama dengan dokter umum yang bukan spesialis praktik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours