Karamah Sunan Gunung Jati, Hidupkan Ayam yang Dipanggang dan Jadikan Ki Kuwu Memeluk Islam

Estimated read time 3 min read

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah konon mempunyai kesaktian atau karama dari Allah SWT sebagai Waliullah. Beberapa karama tersebut konon antara lain adalah menghidupkan kembali ayam panggang dan mencegah upaya pembunuhan yang dilakukan oleh salah satu penguasa daerah Kerajaan Pajajaran bernama Kuvu Sangkanuripi.

Saat itu Syarif Hidaathullah yang dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jat atau Siykh Maulana sedang berjalan dan kebetulan bertemu dengan Ki Kuvu Sangkanurip. Dan saat itu Kuvu Sangkanurip terlalu banyak minum tuak sehingga ditegur Syarif Hidaathullah.

Ternyata peringatan itu membuat Quwu marah dan dia menghentikan proses pemerasan tuak dan mengejar Syarif Hidaatullah. Dalam Sajarah Wali Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati: Naskah Mertasinga yang diterjemahkan oleh Aman N Wahju, diceritakan bahwa ketika Sunan Gunung Jati dianiaya, Kuwu Sangkanurip juga mengutuk Waliullah.

Usai perjumpaan, Sangkan berusaha menangkapnya, namun Sunan Gunung Jati berhasil menghindari cambuk dan belati. Beberapa kali usaha Ki Kuwu menghabisi Sunan Gunung Jati dengan cambuk dan keris gagal. Namun Sunan Gunung Jati tetap bersabar bahkan tidak menanggapi tindakan Kuwu.

Semenit kemudian, Sunan Gunung Jati meminta Kuvu menoleh ke belakang. Keanehan terjadi ketika Ki Kuwu Sangkan berbalik dan melihat ladang itu penuh dengan dinar.

Namun Sangkan berubah pikiran, hatinya tertarik untuk mendapatkan dinar tersebut. Sunan Gunung Jati meninggalkannya dan kembali ke Puri. Awalnya tidak ada dinar, namun saat ki kuvu mengejar Sunan Gunng Jati, tiba-tiba muncul uang.

Dan dari situlah Kuvu berpikir kalau orang yang baru ia temui bukanlah orang. Namun Ki Kuwu tidak dapat mengejar Sunan Gunung Jati yang meninggalkannya karena tertarik dengan uang yang tercecer. Padahal niat Ki Kuwu adalah mengabdi pada Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati yang sudah mengetahui apa yang dilayani hati Sangkan, berniat untuk berjalan kembali. Ia pun bertemu kembali dengan Ki Kuvu Sangkanurip. Kemudian Syarif Hidayatullah memberi salam dan mereka saling menyapa. Mereka mempersilakan Syekh Molana duduk dan berkata “Tuanku yang sejati, hamba, mohon maafkan aku”.

Sunan Gunung Jati menjawab, “Harusnya dilarang.” Lalu Sangkan mentraktirnya dengan ayam goreng yang menurut Sangkan enak sekali. Syekh Maulana berkata: “Mengapa kakek melakukan semua ini, induk ayam sedang tertidur, kakek membunuhnya tanpa ampun.”

Kemudian Sunan Gunung Jati, ayam yang ada di rumah potong hewan, sedang mandi, tiba-tiba ayam tersebut hidup kembali dan berlari sambil menangis hendak dipanggang. Ki Sangkan segera menyadari bahwa ini adalah nikmat dari Syekh Maulana yang sudah terkenal di Gunung Jati sebagai penggembala yang mulia yang dicintai Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah itu Sunan Gunung Jat kembali ke Sela Kendala yang terletak di sebelah barat Puri yang pada waktu itu belum berdiri di sebelah selatan. Sedangkan Ki Kuwu Sangkanurip akhirnya mengakui karma Sunan Gunung Jat dan tunduk pada ajaran Islam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours