Kasus Bullying Meningkat, Sudin Jakbar Gelar Sosialisasi Pencegahan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat tengah melakukan sosialisasi pencegahan konsep kekerasan di Balai Kota Jakarta Barat. Hal ini dilakukan mengingat kasus kekerasan di lingkungan pendidikan masih sering terjadi.

Acara tersebut dihadiri oleh 438 orang, termasuk kepala sekolah, guru dan staf administrasi dari organisasi pemerintah dan swasta di kabupaten pendidikan No. 1 dan 2.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengapresiasi dan mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini. Kegiatan ini dapat memberikan wawasan kepada staf pengajar untuk mencegah dan mengkaji kekerasan di sekolah.

Uus, Jumat (6/9/2024) mengatakan, “Bullying tidak hanya harus menjadi perhatian dan perhatian di sekolah saja, namun keluarga juga harus berperan aktif dalam mencegah terjadinya bullying.”

UUS berharap dapat melakukan sosialisasi kepada para peserta agar mereka benar-benar dapat menyerap konten-konten yang disajikan oleh para tenaga pengajar dan menerapkannya di sekolah dan lingkungannya untuk mencegah terjadinya perundungan, “ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat Dyding Wahyudin menambahkan, seluruh peserta berasal dari SD, SMP, SMA, dan SMK se-Jakarta Barat.

“Tujuan dari penjelasan tersebut adalah untuk menciptakan kesadaran guna mencegah terjadinya kasus perundungan khususnya di kalangan tenaga pengajar,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Anna Mariana menekankan pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak, serta komunikasi antara orang tua dan guru. Anna pun menawarkan solusi bagaimana mengatasi permasalahan bullying yang masih banyak terjadi di lingkungan sekolah. “Komunikasi dalam keluarga menjadi proses pendidikan yang menularkan ilmu kepada orang tua,” ujarnya.

Karena itu, Anna berharap pihak sekolah mengetahui terlebih dahulu agar tidak terjadi perundungan. Ia juga mengimbau para pelajar untuk mensosialisasikan nir-kekerasan agar mereka bisa terus berekspresi.

“Kekerasan ini banyak dilakukan secara berkelompok, tidak sendirian. Mungkin para pelaku intimidasi ini tidak paham apa itu bullying,” ujarnya.

Tokoh pemuda Jakarta Barat Umar Abdul Aziz mengapresiasi langkah Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II Jakarta Barat yang melakukan sosialisasi kepada para guru tentang pemahaman rasa takut. “Sosialisasi ini bermakna bahwa Dinas Pendidikan serius dalam mengendalikan dan mencegah perundungan,” kata Omar.

Usia, kejadian bullying tergantung bagaimana dia diperlakukan di sekolah. Jika intimidasi terjadi di sekolah, peran kepala sekolah sangat penting dalam membuat penilaian dan keputusan. Tak hanya itu, Umar juga mengklarifikasi pengangkatan guru. Dimana tidak sesuai dengan zonasi. Hal ini diyakini dapat mempengaruhi psikologi guru.

Misalnya, ada guru yang tinggal di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, tapi mengajar di kawasan Jakarta Pusat. Katanya, ‘Saya kira guru ini terlalu lama berangkat ke sekolah.’

Terkait permasalahan tersebut, Umar mengaku meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk mendalaminya. Omar menyoroti tidak hanya kejadian kekerasan, tetapi juga perkelahian yang masih terjadi antar pelajar. Ia meminta para akademisi, khususnya pekerja media, tidak perlu takut.

“Saya juga menyarankan agar persoalan perundungan tidak langsung masuk ke ranah hukum. Oleh karena itu, sekolah sebaiknya bekerja sama dengan orang tua untuk menyusun kebijakan agar ketika terjadi kesalahpahaman atau situasi kekerasan dapat diselesaikan secara damai.” – dia menyimpulkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours