Kasus Diabetes pada Anak Melonjak di Indonesia, Ketua IDAI: Alarm untuk Pemerintah dan Orang Tua

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Angka kejadian penyakit diabetes (DM) pada anak belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Kasus ini menjadi masalah global, tidak hanya di Indonesia.

Hal ini jelas menarik perhatian banyak pihak. Salah satunya adalah Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Piprim Basarach Januarso.

Dr Pripim mengatakan peningkatan DM di kalangan anak-anak baru-baru ini merupakan “alarm” bagi pemerintah. Namun, Dr. Pripim pun menilai hal ini harus menjadi perhatian besar para orang tua.

Menurutnya, peningkatan kasus DM di Indonesia salah satunya disebabkan oleh pola hidup masyarakat yang buruk.

“Saya kira ini harus menjadi wake up call atau alarm bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dengan semakin meningkatnya data diabetes tipe 1 dan tipe 2 pada anak, hipertensi, dan masalah ginjal pada anak,” kata Dr. Saat ditemui Pripim di kantor IDAI, Salemba, Jakarta, Kamis (1/8/2024).

“Juga, menurutku orang tua. Cara hidup kami meresahkan. Tapi itu harus dimulai dari keluarga. “Jika kita ingin anak memiliki pola hidup sehat, maka orang tua harus menjadi teladan,” lanjutnya.

Dr Pripim mengatakan, meski kasus DM merupakan masalah global, stigma masyarakat terhadap “gula” juga berkontribusi terhadap peningkatan kasus penyakit tersebut di Indonesia. Menurutnya, saat ini masyarakat menganggap gula tidak berbahaya. Faktanya, yang terjadi justru sebaliknya.

Untuk itu, menurut dokter sekaligus ahli jantung anak ini, permasalahan meningkatnya kasus DM di Indonesia tidak hanya menjadi “pekerjaan rumah” bagi pemerintah, tetapi juga bagi masyarakat, khususnya para lansia.

“Gula berbahaya karena dianggap tidak berbahaya. Jadi menurut saya sulit sekali jika hanya bergantung pada pemerintah. Kita harus bekerja sama,” katanya.

“Dan kalau soal gaya hidup, secanggih apa pun dokternya, itu sulit. “Karena terapi adalah perubahan gaya hidup,” kata Dr. Pripim.

Sebagai informasi, jumlah anak penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2023 akan meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 1.645 anak.

Terdapat 3 jenis diabetes pada anak yaitu tipe 1, DM tipe 2 dan monogenik. Diabetes tipe 1 umum terjadi pada anak-anak. Belakangan ini, berbagai penelitian melaporkan adanya peningkatan jumlah kasus DM tipe 2 pada anak. Faktor risiko yang dilaporkan termasuk obesitas, genetika, etnis, dan riwayat keluarga DM tipe 2.

Gejala diabetes pada masa kanak-kanak seringkali tidak khas, sehingga banyak penderita diabetes yang didiagnosis menderita ketoasidosis diabetik (DKA), yang ditandai dengan sesak napas dan gula darah tinggi yang mengancam jiwa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours