Kasus Mobil Listrik Terbakar Meningkat, Ahli Ungkap Bahaya Baterai Ion Lithium

Estimated read time 2 min read

Beijing – Kebakaran yang melibatkan mobil listrik jarang terjadi, namun jika terjadi, proses pemadaman api dari aki akan memakan waktu lama dan juga sangat rumit.

Kebakaran aki dapat terjadi bila aki tersangkut benda penghantar listrik seperti besi sehingga menimbulkan arus pendek dan bahan elektrolit aki mampu menghasilkan gas oksigen sendiri bila aki bocor.

Namun, seperti dilansir Autopro, Kamis (13/6/2024), sekelompok ilmuwan dari Clemson University menemukan bahwa mereka dapat memproduksi elektrolit khusus yang tahan api dan membuat baterai lama yang mudah terbakar tidak lagi relevan di pasaran.

Kebanyakan mobil listrik menggunakan baterai dengan elektrolit yang dihasilkan dari ion lithium, karena dapat menyimpan banyak energi dalam bentuk kimia dengan kepadatan energi yang tinggi.

Meski dapat digunakan dalam jangka waktu lama, litium-ion berbahaya, memerlukan sistem pendingin yang rumit, dan mudah terbakar.

Litium-ion menggunakan campuran oksida logam dalam komposisinya, yang menyebabkan litium-ion melepaskan gas oksigen saat terjadi kebakaran. Dalam kebakaran biasa, air digunakan untuk menghalangi oksigen mencapai bahan bakar.

Pada kebakaran mobil listrik, prinsip ini tidak dapat digunakan kecuali air digunakan untuk mendinginkan aki dan mencegah aki lain terbakar serta menurunkan suhu aki. Jika tidak, sel baterai di dekat area kebakaran juga akan mulai terbakar

Ilmuwan Clemson University berpendapat bahwa jika elektrolit ini diganti dengan bahan yang tidak mudah terbakar, kebakaran baterai dapat dihindari.

Meskipun standar industri menggunakan litium dan pelarut organik, para ilmuwan menunjukkan bahwa elektrolit dihasilkan dari bahan yang sama yang digunakan untuk memproduksi alat pemadam kebakaran.

Elektrolit ini juga mampu bekerja pada suhu -75 hingga 80 derajat Celcius tanpa masalah. Selama uji penetrasi dengan paku (nail penetrasi test), baterai ini dapat secara otomatis memadamkan api yang dihasilkan dengan elektrolit tahan api.

Faktanya, elektrolit ini juga dapat digunakan bersama dengan ion litium, kalium, natrium, aluminium, dan seng.

Namun elektrolit tahan api ini mengandung fluor dan fosfor, harganya lebih mahal dan menimbulkan risiko bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Para ilmuwan saat ini sedang mempelajari cara mengganti fluor dan fosfor ini dengan zat pendingin yang biasa digunakan dalam alat pemadam kebakaran.

Saat ini material yang paling cocok adalah cairan pendingin produksi 3M bernama Novec 7300 yang memiliki tingkat oksidasi rendah, tidak mudah terbakar, dan tidak berkontribusi terhadap pemanasan global.

Faktanya, elektrolit dari Novec 7300 memiliki sifat yang sama dengan elektrolit yang digunakan saat ini dalam produksi mobil listrik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours