Kata Putin, AS Tak Akan Selamatkan Sekutu NATO-nya Jika Dilenyapkan Bom Nuklir Rusia

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Presiden Vladimir Putin mengatakan jika negara-negara anggota NATO di Eropa berhasil memaksa Rusia melakukan respons nuklir, Amerika Serikat bisa saja bungkam.

Berbicara di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Putin ditanya tentang retorika yang semakin agresif dari beberapa negara Eropa, yang disamakan oleh moderator Sergey Karaganov dengan menggonggong pada hyena.

“Negara-negara Eropa harus berpikir: jika pihak-pihak yang melakukan pertukaran nuklir dengan kita disingkirkan, apakah Amerika akan terlibat dalam pertukaran ini, pada tingkat militer strategis, atau tidak? Saya benar-benar meragukannya,” kata Putin menanggapi komentar Karaganov.

Presiden Rusia menjelaskan bahwa meskipun Amerika Serikat dan Rusia sama-sama memiliki sistem peringatan dini untuk mendeteksi rudal yang masuk, negara-negara anggota NATO di Eropa tidak memilikinya.

“Dalam hal ini, mereka pada dasarnya tidak berdaya,” ujarnya, seperti dilansir Russia Today, Minggu (6/9/2024).

“Selain itu, senjata nuklir taktis Rusia tiga hingga empat kali lebih kuat dibandingkan bom yang digunakan Amerika Serikat terhadap Hiroshima dan Nagasaki,” lanjut Putin.

“Kita punya lebih banyak lagi – baik di benua Eropa, dan meskipun Amerika Serikat mengimpornya dari Amerika – kita masih punya lebih banyak lagi.”

Perang nuklir seperti itu, kata Putin, akan menimbulkan banyak korban jiwa.

Meski tidak mengesampingkan perubahan doktrin nuklir Rusia, Putin mengatakan saat ini ia hanya mengizinkan penggunaan senjata atom jika ada ancaman terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Rusia, yang saat ini tidak terjadi.

Tentu saja, menurut Putin, eskalasi nuklir tidak perlu dibicarakan ketika industri militer dan pertahanan Rusia sudah efisien dan jauh lebih mampu dibandingkan musuh-musuhnya dalam hal persenjataan dan kekuatan udara.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah mengirimkan senjata, amunisi, dan peralatan ke Ukraina selama dua tahun terakhir, mengklaim bahwa mereka ingin menimbulkan kekalahan strategis terhadap Rusia, namun mereka bukan bagian dari konflik tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, Washington, London dan anggota NATO lainnya mengumumkan bahwa mereka akan mencabut pembatasan penggunaan militer Kiev terhadap Rusia, sehingga mendorong Moskow untuk menuntut pembalasan.

Mengutip kebutuhan untuk mengirim pesan ke Barat, Kremlin bulan lalu memerintahkan distrik militer yang berbatasan dengan Ukraina untuk melakukan latihan senjata nuklir non-strategis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours