Keamanan Siber Indonesia Rentan, Pemerintah Didorong Perkuat Perlindungan Data Nasional

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pemerintah Indonesia didesak untuk meningkatkan keamanan siber setelah beberapa kali terjadi serangan siber yang membahayakan data nasional di beberapa kementerian/lembaga dan aplikasi publik.

Kasus terbaru peretasan Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 yang dilakukan kelompok hacker Brain Chiper menjadi sorotan utama. Brain Chiper mengelola akses dan mengunci data menggunakan ransomware yang dikembangkan oleh LockBit 3.0.

Meskipun Brain Chiper menawarkan kunci enkripsi untuk membuka kunci data yang terkunci, kejadian ini telah mengekspos risiko keamanan siber di Indonesia.

Bahkan kini belum diketahui apakah kunci yang diberikan efektif membuka informasi “sandera”.

Akun X (Twitter) @stealthmole_int memperingatkan banyaknya informasi milik masyarakat Indonesia yang mudah diserang hacker. Hal ini menunjukkan bahwa keamanan internet Indonesia sangat rentan dan harus diperkuat.

“Di sumber tersembunyi seperti dark web, banyak terdapat hacker yang mengincar pemerintah Indonesia dan membocorkan database, informasi dan dokumen rahasia terkait pemerintah Indonesia,” demikian bunyi keterangan di unggahan @stealthmole_int.

Dalam unggahan tersebut terlihat informasi banyak masyarakat Indonesia yang melakukan jual beli di dark web. Kebocoran data terjadi melalui beberapa aplikasi yang sebagian besar digunakan masyarakat Indonesia.

Baca selengkapnya: Dark Web: Dunia Tersembunyi di Balik Internet

Akun @stealthmole_int menyatakan bahwa kelompok hacker tersebut akan selalu menyasar pemerintah Indonesia.

Ingatlah bahwa keamanan internet masih sangat rendah sehingga memudahkan penyusupan untuk mencuri informasi.

“Kelompok hacker seperti Brain Cipher akan terus menyerang Indonesia. Indonesia harus memperhatikan kerahasiaan dark web dan memperkuat keamanannya,” tulis @stealthmole_int.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours