Kearifan Lokal Jadi Modal Penting Keberlanjutan Pengelolaan Hutan Produksi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Memanfaatkan potensi kearifan lokal dan mengelola dengan baik aspek risiko lingkungan hidup menjadi syarat penting yang harus dipenuhi bagi keberlangsungan pengelolaan hutan produksi saat ini.

Ketua Komite Penghubung dan Kerjasama Asosiasi Kehutanan Indonesia (APHI) Sugijanto Soewadi menjelaskan, hutan produksi apabila dikelola melalui platform kehutanan lestari secara konsisten dan bertanggung jawab akan mempunyai peran dan kontribusi penting baik dari segi ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial.

“Pengelolaan hutan produksi berperan dalam membuka akses pembangunan di daerah terpencil, mendorong pertumbuhan kesejahteraan masyarakat dan dunia usaha, serta merespon berbagai permasalahan sosial dan perubahan iklim,” kata Sugijanto saat diskusi lingkungan hidup di Sekolah Lingkungan Hidup. Sains. , Universitas Indonesia, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Ia menjelaskan, dahulu pengelolaan hutan produksi masih bersifat eksploitatif dan ekstraktif. Namun sejak tahun 1990an, pengelolaan hutan produksi di Indonesia berfokus pada kelestarian hutan.

“Pemahaman etika lingkungan hidup semakin mendorong pengelolaan hutan produksi secara ekonomi, sosial, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Sugijanto mengatakan, usaha pengelolaan hutan produksi kini menghadapi dinamika yang perlu dijawab oleh para pelaku usaha. Hasil hutan kayu saja tidak lagi dianggap cukup di tengah ancaman terhadap pangan, air, perubahan iklim, krisis energi, dan krisis lingkungan yang lebih luas.

Sehubungan dengan itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan strategis untuk mendorong penerapan model Bisnis Multi Kehutanan. “Melalui pendekatan ini, pengelolaan hutan tidak hanya diperlukan untuk menjaga kelestariannya, tetapi juga didorong untuk mengembangkan berbagai usaha lain seperti perkebunan energi, ekowisata, agroforestri, bisnis karbon, dan pemanfaatan produk non-kayu,” ujarnya.

Dosen SIL UI Mahawan Karuniasa juga menekankan pentingnya etika lingkungan dalam pengelolaan sumber daya alam. Dijelaskannya, banyak sekali kearifan lokal yang ada di Indonesia, khususnya terkait pengelolaan sumber daya alam, namun belum cukup menjadi pilar pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan karena pemanfaatan sumber daya alam didominasi oleh konglomerat dan entitas besar.

Oleh karena itu diperlukan pilar lain yaitu etika kebangsaan, khususnya etika lingkungan hidup untuk melestarikan sumber daya alam kita, kata Mahawan.

Mahawan menegaskan, refleksi etika atau moral, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup, perlu diterapkan dalam sistem politik dan ekonomi. Sekarang bukan saatnya lagi politik hanya sekedar pembagian kekuasaan dan ekonomi hanya berbasis pasar dan didorong oleh pertumbuhan.

“Menjaga kelestarian sumber daya alam dengan memperkuat etika lingkungan justru akan menciptakan stabilitas politik dan ekonomi di era Antroposen saat ini,” kata Mahawan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan Indah Budiani mengatakan pentingnya dukungan kebijakan untuk mendorong kerja sama multipihak guna mencapai kelestarian lingkungan.

“Kebijakan berperan sangat penting dalam mendorong kerja sama berbagai pihak dalam mencari solusi bersama terhadap permasalahan lingkungan atau sosial sebagai implementasi konsep pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Indah juga berbicara tentang perlunya insentif bagi sektor swasta untuk mengembangkan program lingkungan dan kemasyarakatan. Adanya insentif akan semakin mendorong sektor swasta untuk mengembangkan program-program yang memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.

Bincang Lingkungan Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) dibuka oleh Direktur SIL UI Tri Edhi Budhi Soesilo. Diskusi lingkungan hidup ini merupakan bagian dari rangkaian HUT SIL UI ke-8 tahun 2024. Turut hadir dalam panel diskusi tersebut adalah Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Catur Endah Prasetiani, dan Kepala Kemitraan dan Keterlibatan Grup APP. , Trisia Megawati.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours