Kebiasaan mengonsumsi garam dapat tingkatkan risiko gagal ginjal

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, dr. Anton Isdijanto, Sp.PD, mengatakan kebiasaan makan terlalu banyak garam dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gagal ginjal.

“Di Indonesia belum ada edukasi berapa kalori yang dibutuhkan kecuali fast food, apalagi yang tinggi garam, tinggi gula, kalorinya juga lebih tinggi,” kata Anton dalam diskusi online di Jakarta, Sabtu. .

Anton mengatakan, jumlah garam yang boleh dimakan seseorang maksimal lima gram atau sekitar satu sendok teh per hari jika kita mempercayai anjuran Kementerian Kesehatan.

Ia mencontohkan, saat mengonsumsi mie instan, kandungan garam yang masuk ke dalam tubuh bisa sekitar 3,7 hingga 3,8 gram. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah gula pada bumbu atau topping lain yang ditambahkan pada mie.

“Yang kita cari fast food, mie instan, pakai ayam goreng, tepung, garam, tidak pakai bumbu asin.” Akhirnya apa? “Saya mengidap darah tinggi karena penyakit metabolik,” kata Anton.

Akibat kelebihan garam, ginjal terpaksa bekerja lebih keras untuk membuang garam dan membuat jantung memompa darah lebih cepat. Tekanan darah tinggi kemudian akan merusak pembuluh darah pada ginjal sehingga kemampuan ginjal dalam menyaring berbagai zat yang masuk ke dalam tubuh berkurang.

Jika hal ini terus berlanjut, kualitas dan bentuk ginjal akan terpengaruh dan korban mungkin memerlukan alat bantu seperti mesin dialisis. Tekanan darah dalam tubuh juga umumnya meningkat.

“Pada dasarnya, ini seperti air minum.” Air mengalir karena dipompa, air bisa diminum jika sudah disaring. Jadi darah kita dipompa oleh jantung, dialirkan melalui pembuluh darah dan disaring oleh ginjal. “Kalau itu terganggu, yang menimbulkan hipertensi adalah jantung yang memompa dan efeknya pada filternya,” kata Anton.

Diakui Anton, banyak penderita gagal ginjal yang mulai merasa di bawah usia 27 tahun. Selain pola makan, penyebab lainnya adalah pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur dan jarang berolahraga.

Oleh karena itu, ia meminta agar permasalahan ini dijadikan sebagai keprihatinan bersama dan menjadi momen yang baik untuk menerapkan pola hidup sehat seperti banyak makan sayur dan buah, mengurangi penggunaan garam dan makanan cepat saji, serta rajin berolahraga di sela-sela jam sibuk.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours