Kehebatan Jet Tempur J-15 China, Hiu Terbang Berteknologi Rusia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – China berambisi menjadi penguasa kawasan Indo-Pasifik lewat jet tempur J-15, Shenyang Flying Shark. Alutsista ini merupakan jet tempur multiperan berbasis kapal induk yang bertugas di Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, yang dikembangkan sebagai versi bermesin tempel dari Su-33 Rusia.

Setelah gagal mendapatkan Su-33 dari Rusia, Tiongkok menggunakan prototipe dari Ukraina untuk membangun J-15. Pertama kali diterbangkan pada tahun 2009 dan diuji pada kapal induk pada tahun 2012, J-15 awalnya ditenagai oleh mesin Rusia tetapi kemudian dilengkapi dengan WS-10B buatan Tiongkok.

Dilansir laman International Interest, Jumat (6/9/2024), sementara klaim Tiongkok mengenai keunggulan J-15 atas jet tempur AS seperti F/A-18 Super Hornet masih menjadi perdebatan, kemampuan militer Tiongkok yang semakin berkembang, dan ambisinya. di kawasan Indo-Pasifik.

Dikenal sebagai hiu terbang, Shenyang J-15 adalah jet tempur multi-peran berbasis kapal induk yang saat ini beroperasi dengan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. China sedang membuat unit J-15 dalam jumlah besar, hingga 60 unit. Hal ini merupakan tanda komitmen Tiongkok untuk memperluas kemampuan angkatan lautnya seiring dengan kekuatan mereka di Indo-Pasifik.

China telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba memperoleh jet tempur dari Rusia, Sukhoi Su-33. Tawaran tersebut gagal, seperti yang dikatakan Rusia, ketika Rusia mengetahui bahwa Tiongkok telah menjiplak cetak biru jet tempur Rusia lainnya, Sukhoi Su-27SK.

Turunan Su-27SK disebut J-11B dan menarik perhatian Rusia. Mereka mengklaim China telah melanggar perjanjian hak kekayaan intelektual antara kedua negara. Namun, Tiongkok menceritakan kisah berbeda.

Menurut Tiongkok, upaya pengadaan Su-33 gagal ketika Rusia meminta setidaknya 50 Su-33, dengan pembayaran yang cukup untuk menutupi tingginya biaya pembukaan kembali jalur produksi Su-33 yang tidak aktif.

Tiongkok juga membatalkan upaya mereka untuk membeli Su-33. Sebaliknya, mereka mengandalkan rekayasa balik, seperti rekayasa ulang Su-33. Caranya dengan mengandalkan prototipe Su-33 dari Ukraina. Maka lahirlah jet tempur J-15, prototipe yang dirilis pada tahun 2009, dan melakukan lompatan ski pertamanya pada tahun 2010.

Lompat ski tersebut tidak dilakukan di kapal induk, melainkan J-15 diuji dari kapal induk sebenarnya pada tahun 2012. Selain lompat ski, J-15 juga dilengkapi untuk melakukan peluncuran katapel. Pasalnya, strukturnya dibangun kuat, mampu menahan beban struktural kapal induk yang lepas landas dan mendarat. Namun, badan pesawat J-15 dibuat terutama dari material komposit untuk menghemat berat dan meningkatkan kinerja.

J-15 awalnya dibuat dengan mesin turbofan Saturn AL-31 Rusia. Namun pada tahun 2022, J-15 muncul dengan mesin WS-10B buatan China. Mesin buatan Tiongkok diklaim lebih unggul daripada Saturnus Rusia karena menawarkan keselamatan, keandalan, dan masa pakai yang lebih baik.

Kinerja J-15

Jet tempur J-15 sungguh tampak hebat. J-15 dianggap melampaui kemampuan aerodinamis hampir semua pesawat tempur yang saat ini dioperasikan oleh militer regional, kecuali Amerika Serikat. F-22 Raptor. J-15 memiliki rasio dorong terhadap berat 10 persen lebih besar, dan bobot sayap 25 persen lebih besar, dibandingkan pesawat jet setara buatan AS, F/A-18 Super Hornet.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours