Kehebatan Rudal Supersonik BrahMos yang Dilirik Indonesia

Estimated read time 3 min read

Jakarta: Indonesia sedang bersiap menerima rudal permukaan-ke-udara BrahMos. Rudal buatan India ini juga telah digunakan oleh Filipina, menandai langkah maju yang besar bagi India dalam ekspor dan kerja sama strategis di Asia Tenggara.

Baru-baru ini, delegasi tingkat tinggi Indonesia yang dipimpin oleh Mayjen Unianto dari Badan Pertahanan Nasional Indonesia mengunjungi Brahmos Aerospace untuk menjajaki peluang kerja sama militer.

Army Reconnaissance, Sabtu (14/9/2024) memberitakan, dalam kunjungan tersebut, Atul Dankar Rani, CEO dan Direktur BrahMos Aerospace, memaparkan kemampuan “rudal supersonik” BrahMos yang menunjukkan ketertarikan Indonesia terhadap sistem keamanan saat ini.

Rudal Brahmos, dinamai berdasarkan Sungai Brahmaputra di India dan Sungai Moskow di Rusia, adalah rudal jelajah supersonik yang dikembangkan oleh India dan Rusia. Sistem rudal ini didasarkan pada rudal SS-N-26 (3M55 Oniks/Yakhont/Bastion) Rusia dan dirancang sebagai senjata serbaguna yang mampu menghantam sasaran darat dan laut dengan cepat.

BrahMos Aerospace yang didirikan pada tahun 1998 merupakan hasil kolaborasi antara Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan India dan Mashinostroyeniye Rusia.

BrahMos PJ-10 mewakili kecepatan supersoniknya, dari Mach 2.0 hingga Mach 2.8, tergantung pada ketinggian kapal. Kecepatan tinggi ini, ditambah dengan teknologi siluman, membuat rudal ini sulit dicegat dan meningkatkan daya hancurnya.

Rudal tersebut juga memiliki Intel Navigation System (INS) untuk target laut, dan kombinasi INS dan GPS untuk target darat, dengan sistem radar aktif sebagai panduan utama untuk memastikan akurasi yang tinggi.

Varian BrahMos menawarkan jangkauan antara 300 dan 500 km, tergantung pada platform peluncurannya. Rudal ini dapat ditembakkan dari platform darat, udara, laut, dan bawah air. Versi darat dan laut memiliki panjang 8,2 meter, berat 300 kilogram, dan berat awal 3.000 kilogram.

Versi bertenaga udara ringan, panjang 8,0 meter, membawa muatan 200 kg, dan berat antara 2.200 dan 2.500 kg. Versi ini terutama diluncurkan dari pesawat seperti Su-30 MKI Angkatan Udara India.

BrahMos dipersenjatai dengan hulu ledak High Explosive (HE) semi-armor-piercing atau muatan submunisi seberat 200 hingga 300 kg. Rudal tersebut dapat diluncurkan dari sistem peluncuran vertikal, peluncur web, atau, dalam kasus kapal selam, dari pesawat bawah air.

Pada tahun 2013, rudal ini berhasil diuji coba dari kapal selam, membuktikan kemampuannya meluncurkan rudal dari kapal selam bersenjata. India dan Rusia juga mengembangkan versi hipersonik BrahMos, yang disebut BrahMos-II, yang akan menggunakan mesin scramjet untuk mencapai kecepatan melebihi Mach 5.

Dalam konteks meningkatnya ketegangan regional, Indonesia melihat akuisisi BrahMos sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan angkatan lautnya. Jika perjanjian antara Indonesia dan India ini terealisasi maka akan memperkuat posisi India di pasar pertahanan Asia Tenggara, pasca perjanjian dengan Filipina. Hal ini juga akan menjadi langkah baru dalam upaya India untuk meningkatkan aset pertahanan dan memperkuat kerja sama militer dengan negara-negara ASEAN.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours