Keluarga Besar FK Unair Bergerak, Tolak Pencopotan Prof Budi Santoso

Estimated read time 2 min read

SURABAYA – Mundurnya Profesor Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FC) Universitas Airlanga membawa keutuhan keluarga FC Unair.

Mereka melancarkan protes damai untuk pemecatan profesor tersebut. Bus yang diketahui bernama Budi Santoso itu disebut menolak dokter asing.

Aksi di kampus Jalan Darmawangsa ini dihadiri oleh para dosen FK Unair, rekan-rekan dokter, dosen, wisudawan dan mahasiswa aktif. Mereka mengenakan kemeja putih dan prof. Bis.

“Kami mohon maaf atas ketidakadilan dalam sistem pelayanan kesehatan Indonesia. Ambil kembali sistem pelayanan kesehatan dari masyarakat Indonesia demi kepentingan bangsa Indonesia. Dukunglah #ProfBUS,” demikian bunyi spanduk Rumah Sakit Ortopedi dan Traumatologi.

Spanduk lainnya bertuliskan #SAVE PROF BUS dengan huruf besar. Ada lagi ejekan terhadap kebebasan berpikir dari ilmu saraf.

“Kebebasan berekspresi adalah hak setiap orang” #ProfBUS #Berdiri bersama alumni Unair yang bangga.

Puruhito, mantan CEO Unair pada tahun 2001 hingga 2006, juga sempat menjadi civitas akademika FC Unair, bersemangat untuk berangkat kerja di pagi hari.

“Saya berdiri di sini sebagai anggota FC Unair dan sebagai mantan gubernur, saya sangat sedih mendengar apa yang diputuskan oleh Dirut Unair hari ini tentang ketua kita, Profesor Bus (Budi Santoso),” kata Puruhito dalam sambutannya. .

Puruhito menilai kepengurusan “Unair” tidak sesuai aturan, salah satunya Pasal 53 Undang-Undang Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang “UU Unair”.

Pasal tersebut menjelaskan bahwa seorang dekan atau wakil dekan di Unair dapat diberhentikan karena masa jabatannya telah habis; kematian; pengunduran diri; penyakit dapat menyebabkan ketidakmampuan.

Jadi, dekan dan wakil dekan bisa dipecat jika mereka juga kuliah; apabila ia melakukan perbuatan yang diancam dengan pidana penjara, maka ia diancam dengan pidana penjara dan/atau penetapan pengadilan yang berwenang.

Prof selama pertandingan Pahlawan Irlandia. Dia tergelincir dari bus setelah memprotes rencana Kementerian Kesehatan India untuk mendatangkan dokter asing ke rumah sakit di Indonesia.

Karangan bunga bertuliskan simpati, kekhawatiran, kehilangan tenaga mental, Profesor Bus, dll dalam dunia ilmu pengetahuan dan kedokteran.

“Atas hilangnya demokrasi di dunia pendidikan, tolong selamatkan Profesor Bus demi kesehatan Indonesia,” tulis salah satu rangkaian bunga yang dibuat Ikatan Alumni Mata FK Unair pada Kamis, 7 April 2024.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours