Kematian Panembahan Senopati Picu Perang Saudara Pecah Mataram Islam

Estimated read time 2 min read

Keadaan kerajaan Mataram terguncang sepeninggal Senopati Panembah. Meninggalnya sang pendiri kerajaan meninggalkan kisah kelam. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan dan ketidakpuasan terhadap pengangkatan Pangeran Hanyakrawat.

Hanyakrawati dilantik sebagai raja Mataram Islam sepeninggal Senopati. Kekecewaan yang datang dari salah satu pangeran Puger pun mengemuka. Saat itu, Pangeran Puger menilai penunjukan Hanyakrawat tidak tepat karena usianya lebih muda darinya.

Kecemburuan tersebut membuat Pangeran Puger marah kepada Hanyakrawati. Konon dipinjam dari buku “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II” karya Peri Mardiyono.

Puger merasa dirinya lebih layak mewarisi tahta Mataram dibandingkan adiknya. Namun nasib tidak berpihak pada Pangeran Puger, dan pada akhirnya ia tidak mampu memangku jabatan kerajaan.

Hanyakrawati yang sadar akan kekesalan adik tirinya itu dan berusaha mendekati adik tirinya. Mengetahui hal tersebut, Hanyakrawati menyerahkan kedudukan pangeran Demaki kepada kakaknya.

Puger menerima posisi itu tetapi tidak puas. Dia memutuskan untuk mengatur pemberontakan suatu hari nanti.

Akibatnya terjadilah perang saudara antara Demak dan Mataram pada tahun 1602. Perang saudara antara Mataram dan Demak berlangsung kurang lebih tiga tahun. Dalam perang ini Adipati Puger didukung oleh Adipati Gending dan Adipati Panjer.

Pangeran Puger menegaskan wilayah Demak hingga Tambak Uwo di Jawa Timur adalah kerajaannya sendiri. Upaya Pangeran Puger rupanya ditujukan untuk mengembalikan kejayaan Demak dan Dinasti Majapahit. Namun usahanya tidak berhasil.

Panembahan Hanyakrawati mengakhiri penentangan saudaranya terhadap pemberontakan tersebut dengan mengirimkan Tumenggung Suranata atau Ki Gede Mestaka untuk menumpas pemberontakan tersebut pada tahun 1605 M. Mataram memenangkan perang.

Pada tahun 1605, Pangeran Puger ditangkap dan diasingkan ke Kudus. Putra Adipati Puger kemudian diangkat menjadi Adipati Pragola sebagai Adipati Pat.

Belakangan pangeran ini juga melakukan pemberontakan di Mataram, yaitu Pragola II. dikenal dengan istilah kerusuhan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours