Kemenag Gelar Religion Festival dan Kick Off Hari Santri

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) akan mulai merayakan hari besar keagamaan dan Hari Santri. Festival ini diadakan pada tanggal 9 Oktober 2024 untuk memperingati Hari Santri yang diperingati pada tanggal 9 dan 22 Oktober.

“Festival keagamaan ini merangkum kemampuan Kementerian Agama untuk program prioritas pada 9 Oktober 2024. Kementerian Agama tidak hanya peduli pada ibadah haji, tapi juga umat semua agama. Masalah teknis terkait agama menjadi tanggung jawab Kementerian Agama, kata Juru Bicara Kementerian Agama Sunanto di Jakarta, Senin (10/7/2024).

“Festival keagamaan ini akan menampilkan prestasi Kementerian Agama selama ini. “Apa yang sudah dilakukan sudah selesai,” tambahnya.

Lomba lomba budaya agama Ahmad Zainul Hamdi, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) yang juga ketua panitia acara, menjelaskan, festival keagamaan ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan keberagaman Indonesia, termasuk latar belakang suku. Kementerian Agama diminta untuk mengelola keberagaman tersebut.

“Festival keagamaan ini mewakili jalan Kementerian Agama. “Inilah cara Kementerian Agama yang dirancang untuk mengelola keberagaman agama melalui berbagai prestasi,” kata Ahmad Inung, sapaan akrabnya.

Seluruh prestasi akan disajikan dalam format festival yang menyenangkan dan populer sebagai simbol kehadiran Kementerian Agama dalam mengelola keberagaman umat beragama, lanjutnya.

Selain itu, Kementerian Agama mengumumkan tanggal 9 Oktober 2024 diperingati sebagai Hari Santri. Tiga hal yang akan muncul: logo, tema, dan lagu tema.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Abu Rohmad mengatakan Kementerian Agama tidak ingin Hari Santri hanya sebatas acara biasa. Oleh karena itu, program bantuan; Mulai dari pendampingan mahasiswa hingga peningkatan sumber daya manusia, sejumlah program telah dilaksanakan.

“Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa bulan Oktober adalah bulan suci. Santry dan masyarakat diajak memahami bagaimana para ulama zaman dahulu berusaha melawan kolonialisme dan mempertahankan kemerdekaan. “Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri, Pertempuran dimulai pada 10 November,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours