Kemendes PDTT: dana desa bisa untuk usaha produktif seperti di China

Estimated read time 4 min read

B dlbrw.com – Kementerian Pembangunan Desa, Keterbelakangan dan Pemukiman Kembali (Camiendas PDTT) berharap dana desa dapat digunakan untuk berbagai kegiatan produktif seperti yang dilakukan di desa-desa di China.

“Pendapatan desa salah satunya berasal dari dana desa, dan contoh baik disini (China) bisa diterapkan pada desa-desa di Indonesia, tentunya dengan program kegiatan yang memenuhi kebutuhan desa sesuai ketentuan yang berlaku”, kata sang CEO. Dana bisa didapat.” Beijing, China, Kamis (19/9) Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal PDTT Danton Gunting dari Kementerian Konstruksi dan Kawasan Pembangunan (PPKTrans).

Hal tersebut disampaikan Denton bersama para kepala kota dari 12 daerah berbeda di Tanah Air yang mengikuti kegiatan “Benchmarking Batch 4” pada tanggal 18 hingga 28 September 2024. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup Perdesaan, PDTT. dan Kementerian Pertanian. dan Urusan Pedesaan Tiongkok (Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan atau MARA).

Dalam APBN 2024, pemerintah menganggarkan dana desa sebesar Rp71 triliun, meliputi dana umum sebesar Rp68 triliun, anggaran pusat sebesar Rp1 triliun, dan tambahan dana desa sebesar Rp2 triliun yang dialokasikan pada tahun berjalan.

“Kegiatan ini tentu akan ada tindak lanjutnya, namun dengan kesaksian beberapa kepala desa dari ‘angkatan’ sebelumnya tentang apa yang mereka temukan di sini dan kemajuan yang mereka capai di desanya, maka kegiatan ini adalah contoh yang baik,” kata Denton.

Andre Ankhsan Lobis, Tenaga Ahli dari Direktorat Fasilitasi Penggunaan Dana Perdesaan Kementerian Perdesaan, PDTT, juga mengungkapkan, saat ini terdapat 34.000 pendamping di seluruh desa di Indonesia yang bertugas membimbing para kepala desa dalam memanfaatkan dana desa. desa. Dana untuk memberikan saran mengenai program ini. latar belakang

“Kami berharap para peserta dapat melanjutkan program ini, selain itu kami juga akan mengutarakan keterkaitan antar sektor. Perlu diketahui bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan, namun kami berharap kegiatan ini tidak terhenti. sia-sia.”, kata Andre.

Menurut Andre, Tiongkok memberikan masukan tidak hanya kepada masyarakat Indonesia, tetapi juga kepada negara lain seperti Burundi dan negara Afrika lainnya.

Misalnya, banyak permasalahan yang terjadi di pedesaan di Indonesia. Kegiatan ini dapat mengubah peran kepala desa agar berani maju, ilmu baru, semangat baru, mampu berkarya untuk desa, tambah Andrey.

Selain itu, Tiongkok terkenal dengan teknologi pertaniannya yang maju dan mencakup peternakan, perikanan, hortikultura, dan pemasaran produk pertanian.

Harapannya, cara-cara yang ada di sini bisa ditiru oleh para kepala desa dan diterapkan di desa-desa Tanah Air. Setidaknya bisa memberikan semangat baru pada warganya. Jika kepala desa “go internasional”, maka mentalitas masyarakat desa akan semakin meningkat. penduduk juga akan berubah”. Andrew

Joko Siswanto (47), Kepala Desa Jeruk, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan “benchmarking” selama 11 tahun berkarier sebagai Lurah Joko Siswanto, Kepala Desa Jeruk, Kecamatan Migetan, Provinsi Jawa Timur, di Beijing, China, Kamis (19/9). (Antara/Diska Lydia Natalya)

“Desa kita sebagian besar adalah pertanian, ada usaha kecil-kecilan, ada yang membatik, ada juga yang kecil-kecilan pembuat tahu tempe, jadi saya kesini untuk menimba ilmu untuk mengembangkan daerah, khususnya di bidang pertanian. ,” kata Joko.

Diakui Joko, produksi pertanian di desanya saat ini sedang menurun sehingga ia berharap bisa belajar lebih banyak tentang pengelolaan pertanian, termasuk pupuk, teknologi tepat guna, dan lainnya.

“Memang SDM di China dan Indonesia berbeda, misalnya dalam disiplin dan lain-lain, tapi kita tetap harus berusaha, meski tidak bisa ditiru 100 persen karena kebijakan pemerintahnya masih ada bisa ditiru di sini,” kata Joko.

Joko mengaku terpilih menjadi peserta karena desanya dikelola dengan baik dan mendapat predikat desa mandiri serta memiliki badan usaha milik desa (Bumdis) dan sistem air bersih berbasis masyarakat (Pamasimas). .

Kegiatan “Benchmarking Batch 4” berlangsung di dua kota di Tiongkok, Beijing dan Chengdu.

Kegiatan yang dilakukan antara lain audiensi pejabat terkait dari Ministry of Agriculture and Rural Affairs (MARA) Tiongkok, mengunjungi Pasar Grosir Pertanian Xinfadi, China Rural Technology Development Center, Bairong World Trade Center, Chinese Harvest Festival, Distrik Huairo. Desa-desa terdekat, desa Pojiang dan Pengzhou di provinsi Sichuan, Taman Ekspo Pertanian Tianfu, Universitas Pertanian Sichuan, Tembok Besar Tiongkok dan Pusat Penangkaran Panda Raksasa di Chengdu.

Ke-12 kepala desa yang mengikuti kegiatan tersebut adalah Desa Dabolon, Nonkan, Kalimantan Utara; Desa Krasak, Maglang, Jawa Tengah; Desa Baongan, Jombang, Jawa Timur; Desa Banjarsari, Labek, Bintan; Desa Jirok, Magatan, Jawa Timur; Desa Kateng, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; Desa Kateng, Muna, Sulawesi Tenggara; Desa Randopito, Pasuruan, Jawa Timur; Desa Kupa-Kupa, Hilmahara Utara, Maluku Utara; Desa Sawa Sangaji, Hilmahara Timur, Maluku Utara; Desa Kebonagung, Magelang, Jawa Tengah dan Desa Palasarigirang, Sukabumi, Jawa Barat.

Jumlah desa di Indonesia menurut Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT) diketahui sebanyak 75.250 desa, yang meliputi desa sangat tertinggal (4.850 desa), desa tertinggal (7.154 desa), desa berkembang (28.766 desa), desa maju (23.035). . desa). Ada detailnya. dan kota mandiri (11.456 kota).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours