Kemenkes apresiasi PT Takeda perangi DBD di Indonesia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – PT Takeda Innovative Medicines mendukung Kementerian Kesehatan untuk memperkuat komitmen pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dalam rangka memperingati Hari Dengue ASEAN (ASEAN Dengue Day/ADD) 2024.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan, Dr. Imran Pambudi, MPPH, dalam siaran persnya, Kamis, mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak guna mengakhiri wabah demam berdarah di Indonesia.

Pada

“Mengatasi penyakit umum seperti demam berdarah memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, perusahaan, dan masyarakat. Sesuai dengan tema yang diusung pemerintah pada Hari Demam Berdarah ASEAN tahun ini yaitu ‘Bersama Melawan Demam Berdarah Dengue’, kami sangat ingin bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengakhiri demam berdarah di Indonesia,” kata Dr Imran.

Hingga 5 Mei 2024, terdapat 91.269 kasus demam berdarah dan 641 kematian di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan RI. Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang berjumlah 28.579 kasus dan 209 kematian.

Dr. Imran menambahkan, berbagai upaya telah dilakukan bersama, mulai dari pembentukan gerakan 3M Plus berkelanjutan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, termasuk Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) yang terbukti mendukung represi. . Kemampuan nyamuk endemik demam berdarah dan Ber-Wolbachia untuk dideteksi secara dini.

“Namun, peningkatan tajam kasus demam berdarah pada awal tahun ini merupakan peringatan bagi kita semua untuk mencari cara baru untuk mengatasi masalah ini.” “Salah satu hal yang menjadi pertimbangan adalah pengenalan vaksin, terutama di daerah yang banyak masyarakatnya terkena demam berdarah,” kata Dr. Imran.

Andreas Gutknecht, presiden PT Takeda Innovative Medicines, mengatakan demam berdarah selalu berbahaya, baik saat hujan maupun tidak.

Kolaborasi dengan pemerintah sedang dilakukan untuk mencapai tujuan bersama yaitu “nihil kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030. PT Takeda juga berkomitmen memerangi demam berdarah dengan pencegahan baru dan memastikan seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap penyakit demam berdarah.

Andreas juga mengatakan, dari segi ekonomi, penyakit DBD merupakan beban yang sangat besar bagi masyarakat dan keluarga, apalagi penyakit ini berbahaya dan selama ini belum ada obat khusus untuk mengobatinya.

Tak hanya itu, Andreas mengatakan biaya pengobatan DBD tidak murah, pengobatan dan pemulihan membutuhkan waktu 7-14 hari sehingga dapat menyebabkan seseorang kehilangan produktivitas. Hal ini juga berdampak pada perusahaan atau perusahaan yang juga menderita karena rendahnya produktivitas dan tingginya biaya hidup.

Menurut Andreas, perlindungan diri secara menyeluruh diperlukan untuk menghindari beban penyakit.

“Untuk itu kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengambil tindakan dengan memulai gerakan 3M Plus secara terus menerus dan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai cara-cara pencegahan yang baru, salah satunya dengan vaksinasi. “Mari kita semua menciptakan lingkungan yang aman dari penyakit demam berdarah. Untuk kita, untuk anak-anak kita, untuk keluarga kita, dan untuk negara kita,” pungkas Andreas.

Kami bertemu secara terpisah dengan Prof. Dr. Jarir At Thobari, D.Pharm., Ph.D., guru besar farmakoepidemiologi Universitas Gadjah Mada menjelaskan, pengendalian penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia melalui strategi vaksinasi dapat menurunkan jumlah kasus dan biaya kesehatan secara signifikan. .

Hasil studi efektivitas biaya terbaru kami menunjukkan bahwa vaksinasi demam berdarah tidak hanya menghemat biaya dan persepsi layanan kesehatan, namun juga memberikan manfaat kesehatan dengan mengurangi jumlah kasus demam berdarah dan rawat inap.

“Temuan ini konsisten dengan rekomendasi WHO terbaru yang mendukung penggunaan vaksin sebagai bagian dari program klinis. “Kami percaya bahwa penerapan program vaksinasi demam berdarah di Indonesia dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mengurangi beban ekonomi akibat penyakit tersebut,” kata Jarir.

Untuk merayakan ADD 2024, Kementerian Kesehatan tengah menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti konferensi pers dan blog yang akan dilaksanakan pada 13 Juni 2024 di Jakarta dan seminar publik pada 27 Juni 2024 di Batam.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours