Kemenkes: Produksi alat kesehatan dalam negeri turunkan biaya berobat

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (Antara) – Kementerian Kesehatan (Kemenke) menyebut produksi alat kesehatan dalam negeri bisa menekan biaya pengobatan karena alat tersebut memiliki biaya produksi dan perawatan yang lebih rendah setelah digunakan.

“Kalau bisa diproduksi di dalam negeri, harapannya biaya produksi dan impor bisa ditekan, dan perbaikan bisa dilakukan di dalam negeri. Ini harapannya,” kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjan Farmalkes). Rabu lalu, Menteri Kesehatan Lucia Riska Andalucia usai pertemuan dengan Kementerian Perindustrian di Jakarta.

Ia mengatakan, peralatan kesehatan menyumbang 30-50 persen dari total biaya pengobatan, sehingga mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi peralatan kesehatan secara mandiri akan membantu mengurangi biaya pengobatan dengan menerapkan substitusi impor.

Riska mengatakan, pihaknya telah menerapkan beberapa strategi untuk mendukung kemandirian alat kesehatan, seperti menggandeng kementerian/lembaga terkait dan asosiasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan mulai dari penjualan hingga tahap penjualan.

Sementara dari sisi administratif, menurutnya, Pemerintah menyiapkan Peraturan Nomor 28 Tahun 2024 untuk melaksanakan aturan Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 (VP Kesehatan).

“Perkembangan industri alat kesehatan memerlukan dukungan kebijakan pemerintah, peningkatan penggunaan alat kesehatan rumah tangga dan pemberian jaminan pasar,” ujarnya.

Selain itu, Riska mengatakan alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri saat ini memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan yang diproduksi di dunia. Misalnya jarum suntik Indonesia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu United Nations Children’s Fund (UNICEF).

“Jadi UNICEF membeli alat suntik buatan Indonesia ke seluruh dunia karena sudah melalui pra-kualifikasi dari Organisasi Kesehatan Dunia,” ujarnya.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebelumnya menyebutkan industri alat kesehatan tanah air berhasil menjalin kerja sama dengan Turki, dengan nilai usaha hingga 10,5 juta. dolar Amerika Serikat (AS).

Kerja sama yang terjalin dikukuhkan melalui nota kesepahaman (MOU) yang ditandatangani pada forum bisnis “Penguatan Kerjasama Industri Alat Kesehatan Indonesia-Turki pada Expod ​​Eurasia 2024” yang diselenggarakan di Istanbul, Turki pada tahun 2024. 25-27 April

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours