Kemenkeu bakal atur kolaborasi guna mitigasi pelemahan PMI manufaktur

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memoderasi pelemahan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia yang turun menjadi 49,3 pada Juli 2024.

“Pemerintah terus bekerja sama dengan semua pihak dalam upaya mitigasi,” kata Febrio Kakaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan bahwa komponen tingkat produksi dan permintaan baru dalam PMI telah melemah terutama karena gejolak geopolitik global.

Namun komponen indeks kepercayaan dunia usaha terhadap prospek masa depan sektor manufaktur berada pada level tertinggi sejak Februari 2024.

Produsen optimis penjualan akan meningkat dan kondisi pasar kembali menguat pada tahun depan, sejalan dengan perkiraan IMF yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat menjadi 3,3% pada tahun 2025.

Selain dampak negatif gejolak geopolitik terhadap rantai pasok global, lanjut Febrio, kondisi saat ini juga memberikan dorongan bagi para pelaku industri untuk terus memperkuat daya saing dan melakukan inovasi dalam aktivitas bisnis global.

Selain itu, inflasi harga input yang berada dalam tren menurun diperkirakan akan mendukung aktivitas di masa depan.

Sejalan dengan momentum tersebut, dukungan kebijakan pemerintah terus dioptimalkan untuk membantu sektor manufaktur menyerap lapangan kerja di tengah stagnasi global.

“Secara umum pemerintah masih optimis terhadap kinerja sektor manufaktur. Penanaman modal pada industri logam dasar tumbuh dua digit pada kuartal II, sejalan dengan semangat transformasi industri.” fokus pada berbagai sub-sektor industri kami yang menghadapi kondisi menantang dalam lingkungan global saat ini,” jelasnya.

Di tengah moderasi tingkat PMI Indonesia, banyak mitra dagang utama Indonesia yang juga mengalami permasalahan serupa, seperti Tiongkok (49,8), Amerika Serikat (49,5), dan Jepang (49,1). Perlambatan aktivitas sektor manufaktur juga terjadi di negara tetangga, misalnya Malaysia dan Australia masing-masing sebesar 49,7 dan 47,5.

Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Muljani Indrawati mengumumkan akan mengkaji faktor-faktor di balik melemahnya indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur Indonesia, terutama dari sisi permintaan.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwan Kartasasmita menggarisbawahi pentingnya sinergi politik antar kementerian/lembaga untuk mengembalikan nilai PMI manufaktur.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours