Kemenkeu catat realisasi pembiayaan utang Rp266,3 triliun hingga Juli

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pembiayaan utang sebesar Rp266,3 triliun hingga 31 Juli 2024.

“Dari posisi pembiayaan utang Rp648,1 triliun, realisasi baru Rp266,3 triliun. Artinya 41,1 persen dan ini baru bulan ketujuh,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers acara tersebut. APBN Agustus 2024, di Jakarta, pada Selasa.

Implementasi pembiayaan utang menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan implementasi tahun lalu, yaitu 36,6%

Namun, menurut Menkeu, kondisi tersebut wajar mengingat pendapatan pemerintah pada tahun lalu cukup tinggi berkat kenaikan harga komoditas yang cukup signifikan.

Makanya penerbitan SBN tahun lalu menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, dari Rp 437,8 triliun menjadi hanya Rp 184,1 triliun, ”ujarnya.

Pada tahun ini, pelaksanaan penerbitan Surat Utang Negara (SBN) tercatat sebesar Rp 253 triliun atau 38% dari target APBN. “Karena seluruh harga komoditas sudah kembali normal, maka defisit diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2023,” kata Menkeu.

Namun, Menkeu mengatakan kenaikan tersebut merupakan bagian dari strategi counter-cyclical dimana Kementerian Keuangan akan menerbitkan lebih banyak SBN untuk menstabilkan perekonomian yang lesu. Sementara saat perekonomian berada pada level tinggi seperti tahun lalu, Kementerian Keuangan mengurangi penerbitan SBN untuk mengimbangi dampak booming harga komoditas.

Selain itu, likuidasi pinjaman tercatat sebesar Rp 13,3 triliun dan pembiayaan non pinjaman sebesar Rp 49,3 triliun.

Dengan demikian, pelaksanaan pembiayaan fiskal hingga 31 Juli 2024 mencapai Rp217 triliun.

“Pertumbuhannya cukup tinggi dibandingkan tahun lalu, namun relatif sesuai dengan sikap kita. Tahun lalu pengecualian karena pendapatan pemerintah sangat bagus,” ujarnya lagi.

Ke depan, Kementerian Keuangan akan terus berupaya mengendalikan defisit dengan menggenjot pendapatan sekaligus mendisiplinkan belanja, agar capaian tidak melenceng dari sikap yang telah ditetapkan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours