Kemenko Marves Tegaskan Urgensi Penyediaan BBM Subsidi Tepat Sasaran

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menjelaskan kebutuhan mendesak untuk mengoptimalkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas tinggi atau rendah sulfur yang lebih spesifik bersubsidi untuk mengatasi polusi udara. dan jaminan bahan bakar bersubsidi bagi kelompok dan kebutuhan yang berhak.

“Rencana pemerintah adalah menyediakan bahan bakar dengan sulfur rendah tanpa menaikkan harga bahan bakar. Sehingga masyarakat mempunyai akses terhadap bahan bakar yang berkualitas dan lebih bersih,” jelas Rachmat dalam keterangannya dikutip, Jumat (13/9/2024).

Baca selengkapnya: Sedih! Nelayan Pandeglang kesulitan melaut akibat pembatasan BBM bersubsidi

Menurut dia, untuk melaksanakan rencana tersebut tanpa membebani masyarakat dan negara, pemerintah ingin menyuplai bahan bakar rendah sulfur kepada kelompok yang lebih tepat sasaran, yakni kelompok yang membutuhkan.

“Jadi masyarakat kelas atas tidak lagi berhak menerima manfaat subsidi BBM,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan kekhawatiran mengenai dampak penyesuaian distribusi subsidi bahan bakar terhadap beban ekonomi kelas menengah. “Pada dasarnya pemerintah fokus pada tekanan ekonomi terhadap kelas menengah,” jelasnya.

Meskipun ia belum membeberkan rincian peraturan yang sedang dikerjakan pemerintah, ia mengatakan: “Jika kita menerima asumsi yang diberitakan di media bahwa penerima subsidi bahan bakar tidak akan mencakup kendaraan dengan kapasitas lebih dari 1.400 cm3, maka dampaknya akan besar. Peraturan ini kurang dari 7% kendaraan akan dirasakan oleh masyarakat,” jelasnya.

Rachamat mengingat beberapa poin yang mendasari rencana pemerintah untuk mendorong distribusi bahan bakar bersubsidi rendah sulfur secara memadai.

“Selama lima tahun terakhir, pemerintah menghabiskan rata-rata $119 triliun per tahun untuk subsidi energi. Artinya, pajak masyarakat tidak terdistribusi maksimal karena tidak dimanfaatkan oleh kelompok yang membutuhkan subsidi,” ujarnya.

Baca Juga: Pengamat UGM: APBN Rp 90 Triliun Tidak Tepat Tujuan dari Retribusi BBM Subsidi

Menyadari tantangan-tantangan ini, meningkatkan anggaran subsidi bahan bakar mungkin bukan solusi yang bijaksana karena terdapat risiko penguatan distribusi subsidi bahan bakar secara berlebihan. Hal ini mengharuskan pemerintah mengambil langkah untuk mendorong pasokan bahan bakar bersubsidi rendah sulfur yang tepat.

Di sisi lain, tantangan polusi udara yang masih terus terjadi mengharuskan pemerintah melakukan terobosan dalam mendorong meluasnya pasokan bahan bakar rendah sulfur. Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan menegaskan, kilang saat ini siap memasok solar rendah sulfur, khususnya di wilayah Jakarta.

Oleh karena itu, penyediaan BBM bersubsidi rendah sulfur akan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari Jakarta dan kemudian digulirkan ke seluruh Tanah Air pada tahun 2028, ”ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours